Pelabuhan Sunda Kelapa Jakrata |
Jakarta yang menunjukkan berbagai peninggalan situs fisik sejarah yang menunjukkan berbagai upaya untuk menaklukan wilayah dalam rangka menata kehidupan yang lebih baik. Sebagai contoh adalah situs Museum Bank Indonesia.
Berbagai ragam manusia, sepertinya berebut semut dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik. Penataan secara fisik dan penataan dalam bidang legal telah diberlakukan oleh para penguasa wilayah kota ini, yang telah berganti nama beberapa kali
Penguasa Jakarta yang menjalankan roda pemerintahan bagai roda yang berputar. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Ada yang masih dapat dlihat dan dirasakan, tetapi ada pula yang musnah dan menjadi kenangan. Begitulah proses perkembangan kota Jakarta sampai sekarang ini.
Secara tidak kita sadari kini Jakarta telah menjadi Indonesia kecil yang memperlihatkan ajang pertempuran antar etnis dari kelas bawah sampai memperlihatkan ajang pertempuran antar etnis kelas atas. Kita bagai kehilangan jati diri bangsa yang memiliki suatu nilai budi pekerti luhur, bangsa yang memiliki nilai-nilai Indonesia, seperti gotong royong, ramah, toleran, religious, pancasilais, sadar, dan taat hukum. Sepertinya hal ini seperti membuka tabir kebohongan diri kita sendiri, semoga bangsa ini tidak memiliki masyarakat dan para pemimpin yang memiliki sifat munafik.
Kondisi Jakarta sekarang bagi beberapa orang mungkin lebih baik daripada sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang mungkin lebih baik perkembangan yang ada, pihak penguasa dan warganya masih memperlihatkan keinginan optimis untuk menata kotanya dalam kesemerawutan yang telah berlangsung lama.
Kehidupan masyarakat Kota Jakarta yang multikultur mencoba mensiasati kehidupannya dengan berbagai cara, baik yang dilakukan dengan cara yang baik, maupun yang dianggap merugikan orang lain. Yang mana keduanya memiliki tujuan untuk memenuhi keutuhan hidup mereka yang sebagian belum terpenuhi secara optimal.
Dalam rangka menghitung dirinya terkadang masyarakat Ibu Kota Jakarta selalu menggunakan dengan cara bagaimana mereka menggali dan menutup lubang-lubang kesempatan sekecil apapun mampu untuk dibuka lebar oleh berbagai warganya dengan cara berbagai cara.
Dan sebaliknya lubang-lubang kesempatan yang ada dalam perkembangannya kemudian menjadi menghilang dan ditinggalkan warganya. Begitu juga yang selalu dilakukan dengan para oknum aparat pemerintahnya, dengan berbagai peraturannya, mereka mencoba mensiasati tuntutan warganya dengan berbagai cara.
Jakarta, Mau dibawa kemana wargamu ?
Salam,
9 komentar
saya sama sekali belum pernah bertandang ke ibukota RI ini..
tinggal di ibukota propinsi di luar jawa pun rasanya sudah cukup untuk saya.. :)
Jakarta sekarang 'PANAS'nya luar biasa
seperti sebuah lagu.."sapa suruh datang ke jakarta"
Jakarta, sebagai Indonesia kecil sudah ditunjukkan oleh TMII :D
Mari kita lihat, akankah wajah Jakarta mengalami perubahan usai pemilihan mendatang... :)
saat kecil saya tinggal di Jakarta, bahkan ayah saya juga warga Jakarta. Tapi saya jujur sangat males pergi ke sana. Padahal cuma butuh waktu tak sampai setengah jam untuk bisa sampai sana :)
Kalau saya Medan adalah tempatbelajar hidup dan perjalananku Mas. hehe :)
jakarta 8-|
setiap liburan sekolah Zidan selalu minta ke Jkrt ke rmh sepupu2nya.. seneng dong ketemu sodara2..tapi ampuunnn macetnyaa..panas lagi..fiuuhh #elap kringet
Jakarta uda mulai kacau kang..
*apa emang dari dulu ya..
hehe
Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Sukses Selalu Untuk Kita Semua.