KETENANGAN JIWA

Ketenangan Jiwa.- Di dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita menghadapi banyak perselisihan, pertentangan dan kepentingan yang berlawanan, sehingga sangat perlu kita berlatih untuk menguasai diri untuk membentengi jiwa kita dengan ketenangan, kekuatan dan ketabahan.

Ketenangan dapat datang dari luar, juga dapat datang dari dalam diri kita sendiri. Betapapun sulitnya pekerjaan dan peliknya persoalan dalam kehidupan, dapat diselesaikan dengan mudah dan santai.

Ketenangan dapat dimiliki dengan latihan meditasi dan melakukan pekerjaan spiritual secara disiplin dan teratur sesuai aturan dan ajaran agama yang dianut oleh masing-masing manusia.

Orang hidup itu harus menyelelaraskan antara batin dan rasa. Dikarenakan batin dan rasa sangat mudah untuk dipengaruhi, terseret dan dikuasai oleh kemarahan, kebencian, kedengkian, iri hati, kesombongan , keserakahan, kesusahan, ketakutan dan sebagainya.

Dengan menyelelaraskan suasana batin dan rasa, maka batin dan rasa akan menjadi selaras, serasi, seimbang. Dengan begitu batin pun akan mencapai ketenangan. Dan di dalam ketenangan akan muncul pekerti-pekerti yang luhur. Kehidupan pun terasa damai, dan orang lain pun merasa aman.

Semua harus diawali dari diri sendiri, jangan menunggu orang lain. Dalam hadist shphenya Rasulullah SAW pernah bersabda, "Mulailah (semuanya) dari dirimu sendiri." Artinya, untuk mencapai ketenangan bersama , maka setiap individu harus menanamkan kesadaran dalam diri mereka masing-masing, supaya ketenangan yang ada dalam "diri" personal akan memancarkan ke "diri" sosial, sehingga ketenangan bersama pun tercapai.

Jiwa butuh makanan

Makanan jiwa adalah ketenangan

Ketenangan merupakan unsur terpenting untuk

Mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan hidup

Dunia maupun di akhirat.

Allah SWT sendiri telah menyeru kepada jiwa yang tenang untuk kembali ke hadhirat-Nya dengan perasaan yang puas. Dalam versi Islam, untuk mendapatkan ketenangan manusia dapat selalu melakukan dzikirullah dalam setiap waktu. Seperti yang tertera dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du ayat 28, "Ingatlah, dengan mengingat Allah dapat menenangkan hati."

Dengan demikian, ketenangan selain diperoleh dari menyelaraskan batin dan rasa, juga dapat didapatkan dengan dzikirullah atau selalu mengingat Allah. Inilah pandangan Islam terhadap proses pencapaian "Ketenangan Jiwa".

Kehidupan ini sering diguncang oleh hal-hal yag merisaukan jiwa dan raga, seakan kita hidup harus berani dihadapkan dengan ketidak nyamanan, dikarenakan ada saja yang menjadi penyebab ketidak tenangan dalam kehidupan ini.

Penting sekali bagi kita untuk menanamkan prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah ketenangan. Kita harus berusaha mendapatkan ketengan itu dengan berbagai cara, baik secara spiritual agama maupun non spiritual agama. Dikarenakan "Ketenangan Jiwa" merupakan suatu impian idaman bagi setiap individu setiap manusia.

Jangan sekali-kali melakukan hal-hal yang berat sebelah, jangan mengurangi sesuatu yang sudah seimbang, jika tidak ingan dihantui ketidaktenangan. Jangan melanggar hukum alam yang telah diatur dan diseimbangkan Tuhan, jika tidak mau menerima akibatnya. Ketidaktenangan pada hakikatnya merupakan ulah manusia itu sendiri.

Bahwa "Ketengan Jiwa" merupakan sumber kebahagiaan hidup yang menjadi impian setiap manusia yang hidup bersosial, berbangsa dan bernegara dalam konteks dunia nyata atau riill. Tidak ada alasan untuk tidak menginginkan ketenangan jiwa, karena tanpa "Ketenangan Jiwa" seseorang akan merasa selalu gelisah, takut, dan mendeita. Oleh sebab itu mulailah dari diri sendiri untuk mewujudkan kehidupan yang memiliki jiwa yang tenang. Semoga kita dapat meraih dan memperoleh impian yang paling dasar dan sederhana ini, agar dapat membantu memecahkan segala persoalan yang ada dalam hidup ini.

Dengan mengatasi permasalahan yang kecil

Dapat

Menyelesaikan Permasalahan Yang Besar

Salam,