Meskipun Candi Borobudur dibangun unuk pemeluk agama Buddha; ia merupakan perwujudan kompromistis dengan ajaran Jawa.
Dalam kajian kali ini narablog ingin berbagi informasi pengetahuan, selama narablog melakukan perjalanan di daerah Jawa Tengah. Informasi ini tidak memliki maksud dalam hal yang lain, kecuali hanya untuk berbagi pengetahuan.
Uniknya disini penulis menemukan suatu pembelajaran dari Candi Borobudur yang dijadikan penggambaran konsep kehidupan bagi masyarakat Jawa.
Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat. ini jelas konsep 10 dunianya agama Buddha. Tetapi, 10 dunia tadi dibuat menjadi 4 tingkat atau tangga kehidupan.
Tangga paling bawah adalah "kamadhatu" yang merupakan dunianya keinginan dari manusia. Pada tahap ini "zat hidup" manusia ingin hidup berwujud di bumi ini; ingin menemukan "awak", sarira, atau yang kita sebut badan untuk memujudkan keinginannya.
Tangga berikutnya adalah "rupadhatu" yang merupakan ujud lahiriah atau keberadaan lahiriah. Zat hidup atau badan telah menemukan keberadaannya di bumi ini. Ia mengekspresikan dirinya dalam pergaulan hidup.
Di dunia ini manusia berbuat, beramal dan bertindak untuk meraih tingkat hidup yang lebih tinggi. Tetapi, alam ini diliputi kegelapan. kita tidak tahu jalan menuju tangga berikutnya.
Karena itu, pada alam ini manusia dituntut untuk mengendalikan keinginannya. karena badan kita sedang mengalami prose datangnya kematian.
Manusia itu sebenarnya "born to die" dilahirkan untuk menghadapi kematian. kita makan dan minum setiap hari sebenarnya bukan untuk hidup. tetapi, hanya untuk menunda kematian. begitu kita lahir ke dunia ini, proses kematian itu sendiri terus berjalan.
Ada lima lorong dalam "rupadhatu". Lorong kelima merupakan lorong peralihan. menurut informasi salah seorang dari narasumber yang saya temui, dan yang tidak mau disebutkan namanya, kelima tahapan itu melambangkan ;
- Kama adalah kesengan seksual.
- Bandha adalah kesenangan terhadap harta dan benda.
- Kwasa adalah keinginan manusia berkuasa.
- Puja adalah sifat manusia yang ingin dipuja, dipuji dan dihormati.
- Anteng atau tenang, merupakan langkah manusia pada tahap awal untuk bisa menguasai dirinya. ini merupakan langkah untuk ke tangga "arupadhatu".
Arupadhatu adalah alam tanpa wujud. Jika kita mampu mengendalikan hidup kita, maka kita bisa menemukan jalan bagi kehidupan sesudahnya.
Kita memang masih hidup di dunia, tetapi kita telah ada di "alam tanpa angan-angan", alam tanpa nilai, alam apa adanya.
Manusia berkarya tanpa pamrih. Manusia sudah melepaskan diri dari kepentingannya sendiri atau kelompoknya. Manusia memegang "agama" yang paling pas buat dirinya. bukan jalan yang disediakan oleh orang lain.
Dalam keberadaan arupadhatu, manusia berusaha membebaskan dirinya dari tiga jeratan keinginannya, yaitu :
- Keinginan lahiriah yang lahir dari tuntutan badan jasmani.
- Keinginan pikiran yang lahir dari tuntutan non materi yang bersifat abstrak.
- Keingingan rohani atau spiritual yang lahir dari sebuah cita-cita atau obsesi hidup ini.
Hidup begitu menetes pada daging, tulang dan otot, punya untuk merespons atau memberikan tanggapan terhadap lingkungannya.Daya rasa tumbuh dalam badan jasmasni. Kemudian manusia mencoba mengerti, memahami hal-hal yang ia tangkap.
Ada cipta di dalam diri manusia. Manusia mencoba mengetahui objek-objek yang ada disekitarnya. Bukan hanya tahu namanya, tetapi juga hubungan satu dengan yang lainnya. Ia ingin tahu kegunaannya. Kemudian daya hidup ini berkembang, dan lahirlah karsa.
Ada karsa yang merupakan kehendak dalam diri manusia. pada kondisi tertentu rasa, cipta dan karsa ini dapat membelenggu manusia. Sehingga manusia hanya tertawan oleh khayalannya sendiri. oleh fantasi dan imajinasinya sendiri. termasuk khayalan dan imajinasi tentang Tuhan.
Manusia seharusnya membuka dirinya terhadap anugerah dan rahmat Tuhan. tetapi kenyataannya manusia menciptakan Tuhan dalam pikirannya.
Patung-patung Budha yang dikerangkeng dalam stupa bila diejawantahkan merupakan semua angan-angan keTuhanan harus dikerangkeng. harus ditutupi dengan stupa. Tuhan yang ditemui adalah Tuhan yang bebas dari rupa dan bentuk segala angan-angan. Tuhan yang bebas dari anggapan dan kepercayaan.
Dalam tahap tersebut diatas, manusia berusaha nglakoni atau menjalankan hidup heneng, hening, dan mantheng.
Heneng, merupakan tindakan diam dan usaha manusia untuk tidak menimbulkan riak kenegatifan dalam hidup. Kemudian pikirannya menjadi jernih, bening penuh dengan hikmat.
Lalu, ia mantheng, khusyuk hidupnya, menjadi rahmat, kasih-sayang bagi segala yang ada di sekelilingnya. Dalam hal spiritual Islam, inilah yang dinamakan jiwa mutmainah. Jiwa yang keberadaannya di alam mental, alam transisi antara dunia astral dan spiritual. jiwa ini sudah bebas dari ikatan ruang dan waktu.
Foto : google
Tuhan Yang Satu, yang meliputi segalanya. inilah Tuhan yang menjadi samudra bagi pulangnya "zat hidup" atau badan. Jika manusia dapat membebaskan dirinya dari segala angan-angan dan menapaki kehidupan nyata, maka dialah yang berhak memasuki "nirupadhatu". Di alam inilah manusia akan menemukan kelanggengan kekekalan dirinya, ia masuk ke dalam alam "suryaruri"
Suryaruri merupakan alam ketiadaan. Alam kebahagiaan yang bebas dari segala bentuk, baik yang pernah dilihat maupun yang hanya ada diangankan. Suatu pembelajaran bagi kita dalam mengambil hal yang positif dari sebuah Candi Borobudur.
Candi Borobudur ini dapat di tempuh dengan kendaraan mobil dari Kota Yogyakarta atau pun dari Kota Semarang. Kedua lokasi tersebut dapat anda gunakan untuk transportasi melalui pesawat terbang. Setelah itu dapat dilunjutkan dengan perjalanan menggunakan kendaraan mobil untuk menuju ke lokasi Candi Borobudur beralamat di Jalan Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
Bagi anda yang membutuhkan informasi penginapan hotel dekat area Candi Borobudur, anda dapat melakukan pemesanan hotel melalui formulir yang terdapat di bawah ini.
Isilah formulir pemesanan hotel tersebut di atas dengan benar, maka anda akan mendapatkan dengan mudah infromasi ketersedian kamar penginapan dengan jenis hotel dan harga yang dapat anda pilih sesuai dengan kebutuhan perjalanan wisata anda.
Semoga artikel sederhana yang penulis jabarkan kali ini, dapat bermanfaat untuk kita semua. Sebagai modal dasar hidup kita, dan semua ini merupakan pengejawantahan dari penulis sebagai manusia biasa dalam menerjamankan Sebuah Pesan Tapa Bisu Sang Buddha Di Kawasan Candi Borobudur.
Salam Wisata,
Sumber : Pusat Infromasi Candi Borobudur, Jawa Tengah
7 komentar
siang mas, ,
pesan borobudur tersebut untuk masyarakat.
walaupun kiasan atau lambang saja.
komplit penjelasannya.
kunjungan perdana...
suka dengan artikelnya, sangat bermanfaat, jelas dan detail...
terimakasih dan salam...
Menurut saya pesan2 yang ada dalam candi Borobudur syarat akan acaran agama Budha..
Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Indra...
Membaca posting kali ini mengingatkan saya sejarah Candi Borobudur yang menjadi salah satu dari silibus mata pelajaran Sejarah yang dipelajari semasa di sekolah menengah dahulu. Namun penerangan dalam silibus sangat terhad dan tidak banyak yang dapat diketahui secara dalam.
Penulisan mas Indra di atas, banyak membantu saya mengetahui sejarah Borobudur secara umum yang lebih dekat melalui kaca pandang sejarah di Indonesia.
Memang banyak kesan yang bisa diambil oleh generasi kemudian dalam memerhatikan sejarah yang ditinggalkan.
Salam mesra dan hormat selalu.
Siti Fatimah Ahmad
Sarikei, Sarawak
waah jadi pengen lagi pergi ke borobudur,, udah lama gak liburan ke borobudur , kangen sama candi-candi nya
wah, tulisan tentang borobudur yang sangat lengkap, mas. sangat tepat dijadikan sbg rujukan bagi pembaca.
kerennnn :-0
banyak juga yah..
Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Sukses Selalu Untuk Kita Semua.