JANGAN MENYEMBAH BILA KITA TIDAK TAHU SIAPA YANG KITA SEMBAH

http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/01/jangan-menyembah-bila-kita-tidak-tahu.html
Kali ini penulis akan mengedepankan pemahaman syariat yang bukan dari pengertian awam. Sudah  banyak tulisan yang bagus dan baik berisi tentang syariat melalui pengertian awam. Sedangkan penulis kali ini akan menuangkan  pemahaman syariat yang ada di dalam kitab-kitab Islam di Jawa pada zaman para wali untuk berbagi pengetahuan ilmu dengan para sahabat-sahabatku.

Dari asal-usulnya agama-agama yang tumbuh di Jawa itu memang wujud dari sinkretisme. Dikarena agama yang diterima di Jawa ini berasal dari luar tanah Jawa, bukan agama asli yang muncul dari tanah Nusantara. Berbagai agama itu disaring terlebih dahulu dan dipadukan dengan unsur-unsur budaya lokal. Jadi kalau yang beragama Hindu, tidak sama seperti yang di India. Demikian pula untuk Buddha, Islam, Kristen. Semua agama itu diterima, dan di rekatkan dengan unsur-unsur budaya lokal Jawa. Bagi orang Jawa itu semua merupakan cara untuk menghayati agamanya masing-masing.


ISLAM SANTRI DAN ISLAM ABANGAN

Di Jawa dikenal dengan Islam santri dan abangan. Sebenarnya ungkapan ini tidak popular bagi orang Jawa sendiri. Yang mempopulerkan istilah ini adalah penjajah, dan hal ini dilakukan untuk mengadu domba orang-orang Jawa dengan mempertajam perbedaan dalam pengamalan ibadah.

Mereka yang menjalani ritual Islam yang normative disebut sebagai santri. Sedangkan yang tidak menjalankan shalat dan ritual lainnya disebut Islam abangan. Lalu penjajah mencari-cari  lagi istilah untuk mempertentangkan keduanya, yaitu yang santri disebut mutihan, putih. Ini untuk membedakan Islam yag abang, merah. Ada lagi yang menerjemahkan mutihan dari muti’an, orang Islam yang taat

Sementara Islam abangan dari kata “aba’an”, yaitu orang Islam yang mbalela, menolak syariat. Ini semua merupakan siasat penjajah untuk mengadu domba. Padahal, orang Jawa sendiri tidak mempertentangkan kedua hal tersebut. Semua berjalan secara harmonis. Bertemu dalam keselamatan.

SEMBAHYANG DAN SALAT

Dalam khazanah Islam Jawa, ibadah sholat disebut dengan “sembahyang”. Kata sembahyang sendiri belum ada di Kamus Jawa Kuno. Bahkan tidak ditentukan dalam bahasa Kawi yang berkembang di Jawa pada abad XIV-XV. Tampaknya kata ini berkembang di Jawa setelah Islam diterima sebagai agama raja-raja Jawa.

Kata “sembah” dan “hyang” memang ada di dalam kosa kata Jawa Kuna. Sembah berarti menghormati, tunduk, atau memohon, sedangkan kata “hyang” artinya dewa atau dewata. Dengan demikian, kata sembahyang merupakan paduan kata samba dan hyang, yang artinya penyembahan kepada Dewa atau Tuhan.

Kata salat sendiri merupakan serapan utuh dari “shalat” yang ada di dalam Islam. Kata ini gencar diperkenalkan kepada masyarakat pada zaman Indonesia pasca kemerdekaan. Yang jelas bagi orang Jawa masih lazim menyebut sembahyang lebih luas pemakaiannya daripada kata salat, dan hal ini sudah menjadi identik. Hanya, kata sembahyang lebih luas pemakaiannya daripada kata salat. Karena kata sembahyang bisa dikenakan bagi mereka yang beragama apa saja, sedangkan kata salat hanya untuk orang Islam.

“Orang yang unggul adalah orang yang mampu memahami dan menghayati kesejatian salat. Bukan orang yang tidak pernah absen mengerjakan salat lima kali sehari yang unggul, melainkan orang yang memahami dan menghayati hakikat dari salat, sembah dan pujian”.
(Sunan Bonang)

Ajaran agama Islam mewajibkan umatnya untuk menjalankan salat  wajib lima kali sehari, dan hal ini diperintahkan dalam Al-Qur’an. Menegakkan salat tidak sama dengan mengerjakan salat. Juga tidak sama dengan mempelajari dalil-daiil salat

Mengerjakan salat lebih berkonotasi menjalankan upacara lahiriah. Yang dikehendaki Al-Qur’an tentu saja tidak demikian. Kata kerja yang digunakan untuk menyatakan salat adalah agama. Arti agama adalah menegakkan sesuatu dalam arti yang sebenarnya, sedangkan arti “sholat”” sendiri adalah permohonan atau doa.

Dalam sholat terkandung tindakan “washala”, yaitu menyatukan diri dengan Tuhan. Jadi, termasuk dalam penegakan sholat adalah menegakkan substansi atau semangat dari sholat. Itulah sebabnya kata mendirikan sholat ada yang memahaminya sebagai ”menegakkan agama”. Dan hal ini lebih kena dikaitkan dengan ketakwaan.

Dalam surat Al-Nisa (4) : 43 disebutkan bahwa dalam sholat setip kata yang diucapkan harus dimengerti. Dan sholat harus dilakukan dalam keadaan sadar sepenuhnya.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendekati sholat ketika kalian dalam keadaan mabuk hingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan; dan juga jangan dalam keadaan junub.” ( QS. Al-Nisa (4) : 43)

Bila firman Tuhan yang diatas dipahami secara literal, secara harfiah, maka hanya orang yang mengerti bahasa Arab saja yang diwajibkan sholat. Nah, jika sholat itu wajib ditegakkan oleh setiap orang yang beriman, rangkaian kalimat “mabuk hingga mengetahui apa yang diucapkanharus dipahami sebagai keadaan sadar sepenuhnya. Dalam keadaan inilah orang mengerti kepada siapa dia melakukan penyembahan.

Tanpa mengetahui siapa yang disembah, jelas itu hanya pekerjaan sia-sia. Disebut sebagai orang yang menyembah sesuatu yang tidak ada. Tidak ada objeknya. Tiada tujuan. Dan hanya orang bodoh yang mau melakukan pekerjaan yang sia-sia. Hal semacam inilah yang disebut sebagai orang yang direndahkan martabat hidupnya. Membuang sesuatu yang berharga demi mengejar suatu impian yang tidak ada nyatanya.

Sholat atau penyembahan yang berguna itu, tentu saja sholat yang dapat mencegah terjadinya tindakan “fakhsya” dan “munkar

“Bacakanlah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari kitab Al-Qur’an dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhya merenungkan Karunia Allah itu sangat besar artinya dalam hidup ini. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”  (QS. Al-Ankabut (29) : 45)

Dengan ayat ini, sebenarnya yang harus menjadi perhatian diri kita sebagai umat muslim dan ulama Islam adalah hakikat atau tujuan shalat.

Realita yang terjadi ditengah masyarakat, kita selalu disibukan untuk memperhatikan orang yang mengerjakan shalat. Akhirnya, timbullah perasaan negative terhadap orang yang tidak mengerjakan sholat. Kita lebih tertarik ke sangkarnya daripada burungnya. Kita lebih terpesona kulit daripada isinya Kebanyakan ulama tidak mengupas realitas shalat. Hasil konkret dari penegakan shalat. Justru kita lebih sibuk mengawasi pelaksanaan shalat seseorang.


KEJI DAN MUNKAR

Perbuatan keji adalah perbuatan hina, dan menjijikan. Tergolong dalam perbuatan keji adalah perbuatan hati seperti iri dengki, dendam dan sejenisnya.

Perbuatan munkar adalah perbuatan yang nyata-nyata ditolak oleh masyarakat, seperti kezaliman, perjudian, mabuk-mabukan, pelacuran, korupsi, percanduan, dan sejenisnya. Jadi, bila orang benar-benar menegakkan sholat, niscaya tidak akan ada lagi KKN, perselingkuhan, pengkhianatan dan lain sebagainya.

Meskipun dari pemimpin kepala rumah tangga hingga penggede negeri ini tidak pernah ke masjid atau musholah, tapi kalau mereka menegakkan shalat niscaya kita akan mendapatkan suasana kehidupan dalam ruah tangga, lingkungan, pemerintah yang tenang dan bersih. Tentu saja akan  lebih baik jika para pemimpin kepala rumah tangga hingga penggede pemerintah ini rajin ke masjid dan menegakkan shalat.

Dalam segala sesuatu itu ada bukti yang menunjukan bahwa Allah itu Maha Esa
Jika yang menghidupkan, yang mematikan, dan yang memberi rezeki itu adalah Allah
Jika setiap kata yang keluar dari mulut kita merupakan doa
Mengapa kita harus terperangkap dalam kondisi kehidupan seperti sekarang ini ???

Dengan mengatasi permasalahan yang kecil;
 maka kita dpat mengatasi permasalahan yang besar.


Salam,

Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

23 komentar

tapi tetap seorang muslim wajib sholat..kan ??

Propa Nanda @@@ >>> Sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan hukum baku dari ketetapan Tuhan. Semoga umat muslim merasakan selalu dampak yang seharusnya dirasakan dari hasil ritual ibadahnya. Bila masih terdapat pelanggaran berarti itu yang masih harus dikoreksi. Sukses selalu.

Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan dan saya masih sholat.. Nah, kira-kira pemimpin dan politikus kita gmn ya? kug masih aja ada KKN, ngurus diri sendiri, gak mikirin wong cilik?

setuju sekali sob..

memang terkadang kita lalai, melakukan ibadah hanya sebatas kewajiban, bukan berasal dari hati. Yang akhirnya, makna dari ibadah tersebut tidak meresap dan akhirnya tidak menjadi barokah dalam kehidupan.... :)

Dan sangat sedikit sekali dari umat ini yang benar benar bisa menyatukan diri dengan semesta ini atau sedikit yang doa doanya terkabul karena kebanyakan mereka berdoa pakai bahasa yang mereka sendiri tidak paham dan sering pula doanya kurang spesifik...
so, at least, jika kita memang tak bisa bahasa arab, setidak tidaknya terjemahan dari bacaan sholat itu kita HARUS tahu artinya...
Kita hidup dalam lingkaran energi yang sangat peka terhadap energi pikiran kita, jika kita berdoa namun kita sendiri tak tahu apa arti doa yang kita ucapkan...
semua takkan berarti apa apa...
Salam...

tulisannya inspiratif sekali....jadi ada pengkoreksian dlm penyebutan shalat dan sembahyang

trimakasih :)

waduh saya jadi tersentil inihhh menarik sekali tulisannay :D

Sholat telah difungsikan tidak sesuai dengan peruntukannya lagi,"Sholatlah kamu untuk Dzikir kepadaKU (mengingatKU").
Skrg banyak orang yg mempermasalahkan bacaan dlm sholat, gerakan yg benar dlm sholat, waktu2 sholat dsb, yg tentu saja bukan salah utk mempelajarinya, tetapi malah yg utama tidak dijalankan (yaitu mengingat Dzat yg Al-Ghaib tp mutlak keberadaanNYA yg Allah AsmaNYA), sehingga ketika sholat yg sibuk bukan rasa hatinya mengingat2 Allah penciptanya, malinkan fikirannya yg sibuk dg hafalan2 ayat, apakah badannya sdh benar melakukan rukun sholat, apakah tadi wudhlunya tidak batal dsb.
Tidak heran jika sholatnya belum menjauhkannya dr kemunkaran.

saya setuju dengan kakak..
makasih ka..
lamz knal

mksih sudah berkunjung balik di blogku...
http://f4dlyfri3nds.blogspot.com

mksih untuk kunjungan baliknya...

semoga Allah swt senantiasa menunjukkan pada kita untuk senantiasa menyembahnya selalu...^^

pada umumnya, umat Islam dewasa ini sudah terbalut oleh virus budaya yg menghiasi kehidupan mereka sehari-hari, hingga urusan religi kurang mendapat perhatian yg layak, terutama dengan menjamurnya tawaran "pendidikan berorientsi kerja" semakin membuat perhatian generasi sekarang lebih cenderung ke masalah keduniaan dan teralu sibuk [bahkan tidak ada peluang waktu] untuk belajar/mempelajari materi-materi ibadah lebih faqih.
Semoga senantiasa akan banyaknya da'i-da'i y bisa membimbing mereka di berbagai kesempatan media, Amin

Annas @@@>>> Semoga ritual ibadah sholat kita lebih bermanfaat dalam kehidupan yang selalu berdampak membawa kehidupan yang lebih baik dan sejahtera berbangsa dan bernegara.

Nyanyu Amibae @@@>>> Semoga kita tidak terlepas dari makna dari ritual ibadah yang kita lakukan.

Sriyono Semarang @@@>>> Semoga kita dapat mengkaji dan mengintropeksi lebih jauh dari hasil setiap ritual ibadah yang kita lakukan yang berdampak positif dalam kehidupan kita.

anugrha13 @@@>>> semoga bermanfaat, sukses selalu.

sibair @@@>>> semoga bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya.

Winny Widiyawati @@@>>> Semoga kita semua mau mengintropeksi diri lebih jauh dampak hasil yang dapat dicapai dalam kita menjalankan spiritual ibadah kita untuk kehidupan nyata kita sehari-harinya.

sang cerpenis bercerita @@@>>> terimakasih atas kunjungannya sahabat.

sibutiz @@@>>> salam kenal kembali adik. semoga bermanfaat dan sukses selalu.

f4dLy:) Terimakasih atas kunjungannya.

Mazhab Bisnis On Line @@@>>> Ami...n.

makasih sudah mau berkomentar di blog saya.. ^^ semangat jadi lebih baik dengan shalat dan membaca Alqur'an.. :)

Salam Takzim
khusus sufi nih, maap mau isi daftar hadir dulu sekalian ngucapin Selamat Tahun Baru Islam dan Masehi
Semoga akang tetap diberikan kebahagiaan pada hari ini, esok, lusa dan hari hari yang akan datang
Salam Takzim dan sembah sujud Batavusqu

subhanallah, sebuah tulisan yang sangat mencerahkan, mas indra. semoga kita tergolong hamba-Nya yang bener2 mampu meng-Esa-kannya, bukan malah menyekutukannya dg berbagai dalih utk mencari pembenaran keyakinan.

Betul...kita harus tahu tujuan utama sembahyang, secara tulus hanya menyembah TUHAN Yang Mahaesa dengan segala Manifestasi-NYA.
Terimakasih sudah mencerahkan kami.
SALAM hormat dari Kendari.

Aishi Lely @@@>>> Ya benar, dengan sholat dan membaca Al-Qur'an seharusnya dapat membawa kita dalam keadaan yang lebih baik dan berbudi luhur lahir batin.

batavusqu @@@>>> Terimakasih mas telah datang dan memberikan komentar sederhana.

sawali tuhusetya @@@>>> Ami...n.

TuSuda @@@>>> Salam hormat kembali dan sukses selalu.

Salam Takzim
Izin menengok sahabat sebelum bobo, semoga tetap bahagia
Salam Takzim batavusqu

batavusqu @@@>>> Selamat beristirahat mas.

Sholat adalah tiangnya agama !

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus