MENGENAL ISTALANSI PSIKOSOSIAL DALAM REHABILITASI NARKOBA

Mengenal Istalansi Psikososial Dalam Rehabilitasi Narkoba. - Dalam hidup kita sebagai manusia selalu dihadapkan segala bentuk aktivitas yang selalu berujung pada bentuk permasalahan. Dan permasalahan tersebut datang dari beberapa faktor akibat  dari apa yang kita buat atau pun dampak dari permasalahan yang telah dibuat oleh orang lain atau pun keluarga. Karena manusia di dalam menjalani kehidupan pastilah selalu dihadapkan dengan suatu permasalahan, dan permasalahan tersebut datang dengan silih berganti dalam kehidupan

Dari topik sederhana di atas selalu banyak diremehkan orang dalam hidup ini. Apalagi dalam masalah pengendalian emosi pada tingkat permasalahan tersebut timbul dalam kehidupan kita. Dari hasil penelitian banyak ahli yang bisa kita dapatkan di dalam buku psiskologi dan bahan bacaan lainnya, faktor kejiwaan seseorang merupakan salah satu penyebab dari rentannya jiwa seseorang untuk mudah dipengaruhi. Apalagi bila hal ini sangat mudah di temukan dalam kasus penyalahgunaan narkoba yang di kenal oleh masyarakat kita.

Apalagi pemebritaan akhir-akhir belakangan ini, kita bisa melihat dalam berita tentang kasus peredaran narkoba dan penyalahgunaan narkoba semakin marak saja terjadi di Indonesia. Tidak memandang dari jenis status sosial mana mereka berada, tidak melihat latar belakang keluarga, dan tidak memandang dari daerah mana dia berasal, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.

Dari beberapa kisah realita yang di alami bekas pecandu narkoba banyak pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari mereka. Di bawah ini merupakan rangkuman hasil bincang-bincang saya secara pribadi dengan para petugas medis di bagian instalansi psikososial RSKO Cibubur Jakarta pada hari Rabu (19/03/14) yang tidak mau di sebutkan namanya.

Informasi yang saya dapatkan dari pihak petugas RSKO Cibubur Jakarta, bahwasanya rumah sakit ini memiliki Istalansi Psiskososial yang membanttu masyarakat dalam memberikan pelayanan rawat jalan mau pun rawat inap. Dan layanan ini juga menyadiakan layanan evaluasi psikologis untuk berbagai usia dan beragam kebutuhan terapi seperti CBT (Cognitive Behaviour Therapy)  dan SFT (Solutioan Focus Therapy)

Dalam hal yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) sebagai mitra dari Badan Narkotika Nasional, instalasi psikolososial yang berada di RSKO Cibubur Jakarta ini juga memberikan konseling adiksi napza bagi para korban penyalangunaan narkoba beserta keluarganya.

Dibalik keberhasilan sebuah metode penerapan konseling bagi para korban penyalahgunaan narkoba itu sendiri ternyata tidak mudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Karena pekerja sosial dari Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) juga harus di tuntut cekatan dalam menjalani profesinya secara langsung dalam mengupayakan proses rahabilitasi si pasien dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri.

Yang harus menjadi perhatian kita semua dalah bahwa penggunan narkoba memerlukan terapi keluarga, dimana sebuah konsep teapi yang memfokuskan pada intervensi kedekatan keluarga atau hubungan antara keluarga. Karena hal ini sangat lah penting proses merehabilitasi si pengguna narkoba.

Keluarga merupakan sebuah sistem dalam setiap bagian yang harus berhubungan satu dengan yang lainnya. Keterlibatan keluarga dalam treatment dan rehabilitasi ketergantungan obat merupakan suatu langkah keharusan.

Perlunya di bangun tingkat kesadaran bagi anggota keluarga untuk memberikan dukungan penuh dan kerjasama yang baik dengan para petugas konseling dalam tahap proses rehabilitasi bagi pasien pengguna narkoba itu sendiri, dan proses ini bukan hanya berlangsung dengan waktu yang cepat, dan akan memerlukan proses waktu yang panjang, tinggal di lihat seberapa besar hasil pemeriksaan secara psiskologi dan pemerikasaan kesehatan secara medisnya.

Menurut informasi yang saya dapatkan dari salah seorang petugas , Pendekatan terapi keluarga sangatlah berbeda dengan terapi konvensional, perbedaannya terletak pada fokus terapi. Pada praktek terapi keluarga yang konvensional fokus terapi adalah pada unit keluarga, sedangkan pada terapi dan rahbilitasi ketergantungan narkoba fokus terapinya pada pecandu. Dalam hal ini keterlibatan keluarga sangat di perlukan untuk menunjang keberhasilan program rehabilitasi ini.

Walau semua ini merupakan hasil perbincangan ringan pada saat berkunjung di RSKO Cibubur, Jakarta Timur, namun bila di lihat dari sisi yang lebih jauh tentang masalah narkoba ini memang cukup pelik. Ada dua pendapat dari sudut pandang masyarakat yang berkembang, di mana satu sisi ada masyarakat yang berpendapat mengutamakan upaya penegakan hukum kepada para pengguna narkoba agar mendapat efek jera. Dan sisi lain ada yang menginginkan rehabilitasi bagi para pengguna narkoba.

Dari perbedaan pendapat tersebut bila kita mau melihat lebih jauh, sebenarnya para pengguna narkoba itu sudah kehilangan masa lalu dan masa kininya loh..... sekarang bagaimanan caranya hal ini jangan sampai mereka juga kehilangan dengan masa depan mereka ya ?....

Nah, berkaitan dengan hal ini bila kita melihat kenyataannya. Mereka para pengguna narkoba tidak bisa melakukan sendiri dan sangat di perlukan peran serta aktif dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya untuk dapat pulih kemabli normal. Yang mereka butuhkan sebenarnya rahbilitasi untk penyembuhan, dan ada baiknya di atasi sedini mungkin dengan paa ahli yang berkopeten, sebelum masalahnya menjadi melebar. Sebab pengguna narkoba lebih baik di rehabilitasi daripada di penjara, kalau sudah melaporkan ke IPWL kan enak, semua bisa di kordinasikan dengan baik. Apalagi sekarang ini sudah enak ko. Untuk informasi lebih lanjut teman-teman atau pembaca setia Ejawantah's Blog bisa menghubungi RSKO Cibubur, Jalan Raya Lapangan Tembak No. 75. Jakarta Timur. Yuk, kita jadikan Indonesia Bebas Narkoba 2015 !





Salam,