BERNAFAS DALAM PANDANGAN KAUM SUFI ## ROGO SUKMO VERSI KAUM SUFI ##

Setiap makhluk hidup bernafas. Secara medis, bernafas merupakan aktifitas hidup dengan menghirup udara (oksigen) dan mengeluarkan zat asam arang (karbondioksida).

“Nafas” berasal dari kata “nafas” yang jamaknya “anfas”. Seakar kata dengan “nafs” yang artinya jiwa. Bentuk jamak dari “nafs” adalah “anfus”. Nafas merupakan bagian pokok dari jiwa atau kehidupan. Nafas terkait dengan batin manusia.

JIWA AMARAH

Pernafasan mengikuti perintah dari “nafs al-amarah”, jiwa amarah (bukan jiwa yang kerjanya marah-marah). Jiwa amarah yang melekat pada badan jasmani ini merupakan kulit terluar bagi manusia. Jiwa amarah sebagai sesuatu yang mempunyai eksistensi independen dan nyata yang berfungsi untuk mengoperasikan semua organ tubuh.

Paru-paru bekerja dibawah kendali nafs al-amarah. Tidur atau terjaga paru-paru tetap bekerja, tidak pernah istirahat. Jiwa al-amarah tetap setia mengendalikan semua organ tubuh kecuali organ yang rusak. Organ-organ tubuh yang bekerja tanpa perintah itu disebut organ yang dikendalikan oleh saraf tidak sadar. Tidak dipengaruhi oleh saraf sadar.
 

Dalam diri manusia ada beberapa nafs yang bisa keluar masuk jasad manusia ketika manusia tersebut dalam keadaan tidur. Bila nafs ini putus maka matilah manusia. Selama sebelum putus, meski napas sudah berhenti, manusia tetap hidup. Nafs jenis ini tidak mengendalikan organ-organ tubuh tapi berkaitan dengan daya hidup manusia yang disebut “premana”.

Ketika manusia hidup, premana ada. Bila premana sirna maka matilah manusia. Antara premana dan nafs-nafs yang bisa keluar masuk jasad bagaikan arus listrik dan kawatnya. Arus tidak ada bila tidak ada kawat yang dilewatinya. Kawat tidak mempunyai setrum bila tidak ada arus yang mengalir. Nafs bagaikan kawatnya, dan premana bagaikan arusnya. Tapi, napas dapat diaktifkan untuk memperkuat premana.


JIWA LAWWAMAH

Jiwa lawwamah merupakan kulit yang lebih halus yang letaknya setingkat lebih ke dalam dari pada Jiwa Amarah. Jiwa Lawwamah disebut juga sebagi pikiran bawah sadar (subconscious mind). Jiwa Lawwamah ini dan jiwa-jiwa lainnya lebih halus bisa keluar masuk jasad, baik tatkala dalam kesadaran maupun tidur. Seperti yang diterangkan Allah SWT dalam firmanNya, “Allah yang memelihara nafs ketika manusia mati atau di waktu tidurnya. Maka dia tahan nafs orang yang telah ditetapkan kematiannya, dan Dia lepas nafs orang yang belum waktunya mati sampai waktu yang telah ditentukan. Sebenarnya pada yang demikian ini ada ayat-ayat bagi orang yang mau memberdayakan pikirannya” (QS: Al-Zumar;39 : 42).

Bahwasanya Allah SWT memberikan suatu keterangan seperti yang tersebut di atas, bahwa menggambarkan mekanisme jiwa di alam, manusia tetap hidup.Bila organ-organ untuk hidupnya telah rusak, tidak dapat dioperasikan lagi, jiwa akan memutuskan diri. Ketika manusia tidur, jiwa-jiwa itu bisa keluar masuk tubuh tanpa ada hambatan apapun. Ketika mengembara dalam tidur, dan tiba-tiba terjaga, maka secepat kilat jiwa masuk kembali lagi dalam wadagnya (diri manusia).


Ketika manusia tidur, maka manusia bermimpi, dan hal ini Jiwa Lawwamah sedang dalam keadaan mengembara. Dalam tidur Jiwa Lawwamah ke luar untuk melihat peristiwa yang terjadi masa itu. Ia tidak terikat oleh ruang tetapi waktu terjadinya ya pada saat jiwa itu mengembara. Jika di alam jaga kita lebih kuat mengenang masa lampau, maka kita mudah bermimpi tentang masa lampau. Mungkin saja di alam mimpi itu kita merasa dalam suasana yang asing yang tidak pernah kita ingat. Tapi, secara tidak sadar Jiwa telah merekamnya. Jadi, tidak perlu merasa aneh.

Sistem kerja Jiwa Lawwamah adalah merekam kejadian di sekitarnya secara otomatis.  Baik dalam keadan terjaga maupun tidur. Jiwa inilah yang mendorong manusia untuk mengikat keadaan dunia ke dalam dirinya. Bila yang terikat itu sesuatu yang menyakitkan dirinya dan mudah tampil ke permukaan kesadaran, maka orang yang bersangkutan mengalami hidup traumatik.

Bila yang terikat kuat itu sesuatu yang menyakitkan dirinya dan mudah tampil ke permukaan kesadaran, maka orang yang bersangkutan mengalami hidup traumatik. Bila yang terikat kuat itu sesuatu yang menyenangkan orangnya terdorong ingin mengulangi dan memiliki. Jika kenangan manis yang terekam mudah tampil ke permukaan kesadaran, maka orang yang bersangkutan mudah “melamun”. Kedua hal tersebut tidak baik untuk kesehatan.


     Shalat dan dzikir berfungsi untuk menutupi semua rekaman Jiwa Lawwamah. 
Bila rekaman lama tertimbun maka kembara pikiran akan berkurang atau bahkan berhenti. 
Keterikatan kepada dunia pun akan semakin kecil atau bahkan hilang.
Daerah operasional iblis di mulai pada jiwa ini. 
Karena rasa ingin memiliki atau menguasai orang lain bersemi di dalam Jiwa Lawwamah.


Ketika kita shalat, jiwa ini aktif. Makanya, orang yang shalat pikirannya mengembara kemana-mana. Apa yang tidak teringat dalam keadaan biasa, akan muncul pada waktu shalat. Tentu saja shalatnya menjadi tidak efektif. Tidak akan mampu mencegah tindakan keji dan mungkar. Karena pikiran kita tidak pernah tenang.
 

 Untuk menutupi dan menghapus memori atau kesan yang ada di dalam Jiwa Lawwamah, maka diciptakanlah objek dalam shalat dan dzikir. Objek dalam shalat merupakan bacaan ayat-ayat kalimat suci, dan mengingat Allah. Objek dalam dzikir adalah membaca kalimat thoyyibah “La ilaaha illallah” baik secara lisan maupun dalam hati. Termasuk objek dalam dzikir adalah memerhatikan keluar masuknya napas.


     Jika tidak ada objek sama sekali maka pikiran manusia akan mengembara ke mana-mana. 
Jika jiwa diisi dengan energi positif melalui proses spiritual sholat dan dzikir untuk menghilangkan kotoran memori yang ada di dalam diri manusia, maka hati terasa tenang dan pikiran menjadi jernih, hingga hidup terasa tenang.


JIWA MULHAMAH

Lapisan Jiwa Mulhamah lebih halus daripada lapisan Jiwa Lawwamah dan lapisan Jiwa Amarah. Disebut Mulhamah dikarenakan jiwa ini dapat menerima ilham dari Allah SWT. Jiwa ini berkemampuan memilih mana yang benar maupun mana yang salah. Keinginan dan kehendak bekerja di dalam Jiwa Mulhamah. Ada kaitan erat antara Jiwa Mulhamah dengan Jiwa Lawwamah.

Jika Jiwa Lawwamah tidak dibersihkan dari berbagai kotoran, maka keinginan akan tumbuh dalam jiwa ini. Dan manusianya tidak pernah puas.


Dalam keadaan tidur, Jiwa Mulhamah ini juga suka ngeluyur. Lebih-lebih jika kita banyak angan-angan. Jiwa ini tidak terikat oleh ruang dan waktu. Tetapi kemampuan menembus waktunya hanya ke masa silam.

Misalnya kita bermimpi tentang sesuatu yang pernah terjadi pada masa kita sebelum lahir. Tiba-tiba kita merasa menyaksikan suatu peristiwa masa lalu, tetapi entah di mana. Hal-hal semacam ini bukan halusinasi atau ilusi dalam kehidupan. Kejadian yang tertangkap bukan hasil memandang atau mengamati. Apa yang
muncul itu merupakan penampakan dari yang terekam dalam bawah sadar.

Jiwa Mulhamah ada di alam astral. Suatu lapisan dari alam yang lebih halus daripada alam eterik. Jiwa Lawwamah ada di alam eterik. Jika kedua jiwa sama-sama keluar badan pada waktu tidur, maka mimpinya pun campur aduk. Masing-masing membangkitkan kesan yang berbeda. Peristiwa semacam ini sering kita alami. Dalam tidur sesaat atau sepanjang malam, mimpi yang dialami berbeda dan tidak ada hubungannya antara yang satu dengan yang lain.

Pengalaman Jiwa Mulhamah menjadi gudang bagi seluruh rangkaian pengalaman masa lalu tanpa batas. Aktivitas jiwa ini memang lebih banyak mengenang masa lalu. Jika jiwa ini akif dalam kesadaran seseorang, maka ia lebih terpanggil untuk hidup seperti hidup di masa lalu. Ia lebih tertarik dengan kejadian-kejdian di masa lalu. Lebih menyenangi dongeng-dongeng dan mitologi. Kecintaan terhadap spiritual agama adalah aktivitas dari Jiwa Mulhamah. Saking cintanya terhadap hal-hal yang berbau masa lalu, sehingga seringkali menyebabkan cita-cita yang tidak realistis.




Bakat seseorang disimpan dalam Jiwa Mulhamah. Bakat tidak diwariskan secara genetic. Pikiran sadar merupakan operasi dari jiwa ini. Ia dapat menerima ilham baik dan buruk. Ia pun dapat berfungsi untuk memilih yang baik dan yang buruk. Karena aktifitas pikiran sadar ada di jiwa ini, maka orang yang mengaktifkan jiwa ini dapat mengoptimalkan kemampuannya. Ia dapat mengangkat kembali basis pengetahuan yang pernah dimilikinya pada masa lampau. Tapi kreatifitas bukan kerja jiwa ini.

Kreatifitas merupakan hasil kerja sama antara Jiwa Lawwamah, mutmainnah dan kekuatan spiritual.



JIWA MUTMAINAH

Ini merupakan jiwa yang tenang. Jiwa yang keberadaannya di alam mental. Alam transisi antara dunia astral dan spiritual. Jiwa ini sudah terbebas dari ikatan ruang dan waktu. Jiwa ini bisa berkelana, baik ke masa lalu maupun ke masa depan. Jika jiwa ini menembus masa depan, maka orangnya bisa melihat apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk masa depan orang lain. Karena bisa menyaksikan dirinya di masa depan, makanya ia tenang. Kecemasan atau ketakutan dalam hidup ini sebenarnya disebabkan ketidaktahuan akan masa depannya sendiri. Karena tidak tahu apa yang akan terjadi. Tentu manusia lebih cemas apabila kemungkinan yang akan terjadi itu buruk bagi dirinya.

Jika jiwa mutmainah diaktifkan dalam keadaan jaga, maka terbentuklah apa yang dinamakan “clairvoyance”, yaitu kemampuan untuk melihat objek atau peristiwa di luar jangkauan indera fisik. Atau “clairaudence”, yaitu kemampuan untuk mendengar suara di luar jangkauan indera pendengaran. Dalam hal ini manusia ada yang berbakat, tetapi ada juga yang karena latihan atau hasil dari laku proses spiritualnya.

Waktu bagi Jiwa Mutmainah itu satu, yaitu kini. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan ada dalam kesatuan. Bila jiwa ini kita fokuskan untuk menembus masa lalu, tentu saja masa kini dan masa depannya tertangguhkan.


  Jiwa Mutmainah dapat diaktifkan untuk berimajinasi. 
Imajinasi bukan khayalan.
Imajinasi merupakan kemampuan untuk membentuk citra atau konsep yang belum nyata di alam ini.

 Jiwa Mutmainah dapat terangkat oleh kekuatan rohani. Karena jiwa ini cenderung melihat ke depan. Sifatnya rasional dan objektif. Yang digapai adalah solusi masa depan bagi eksistensinya. Karena cenderung meninggalkan kenangan masa lalunya, maka jiwa ini tidak melibatkan emosi. Faktor subjektivitasnya rendah.

 Dalam tubuh manusia terdapat tiga buah jiwa yang memiliki eksistensi independen dan nyata yang dapat keluar masuk dalam tubuh ketika manusia dalam keadaan tidur. Yang paling dekat dengan bentuk jasmani ya Jiwa Lawwamah. Jiwa ini dapat diperintah keluar tubuh pada saat terjaga, yang disebut proses rogo sukmo (out of the body experience), pengalaman keluar tubuh fisik.


Ilmu itu didapat dengan belajar, dan kesabaran itu diperoleh dengan latihan.
Dengan Mengatasi Permasalahan Yang Kecil;
Maka Kita Dapat Mengatasi Permaslahan Yang Besar



Salam,



Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

26 komentar

Semoga jiwa kita bs menjadi jiwa muthmainah....

Terima kasih informasinya... pengetahuan baru bagi sy, Insya Allah kita bisa menjadi pribadi yg lebih baik. AMin

Entry yg sangat bagus....Tahniah

hmm ilmu baru untuk ku tkhs untuk mau berbagi ....

owgh yah boleh di copas kan?? dibagi2 ilmunya untuk sahabt muslim yg lain ku posting di FB...

salam sobat
jadi tahu,ternyata ada jiwa yang diaktifkan untuk berimajinasi,bukan khayalan,
panjang dan jelas artikelnya.
trims sudah berbagi pengetahuan.

Oooh... Jadi nambah ilmu, nih...
Thx 4 sharing ^_^
Salam.

Wah pembahasan yg menarik Sob... aku baru tau tentang itu Semua hhe.... slam knal dlu Sebelumnya Sob...

smoga jiwa mutmainah bisa melekat di hidup kita... jadi yg objektiv dan rasional bisa kita bayangkan dan lakukan di hidup kita...

sekalian aku Follow ya Sob(DJ Site).... semangat n happy blogging...

thanks telah berbagi ilmu gan

Wah pembahasan tingkat tinggi nich gan, otak ane nggak nyampe :)

saya masih gag tau apa itu kaum sufi?

makasih sobat atas arti dari nafas,jiwa yang kita miliki ini

makasih mas bro atas info ini. saya awam sekali dengan sufi, tapi dari pemaparanmu diatas kok rasanya tidak berbeda jauh dengan pemaparan psikologi tentang mind dan consciousness, hanya diterangkan dari sisi spiritualnya. mantap!

pengeLompokan jiwa yang sangat sarat akan makna untuk bisa memahaminya Lebih daLam, tidak ada kata Lain hanya rasa syukur yang bisa di ucapkan.

pengeLompokan jiwa yang sangat sarat akan makna untuk bisa memahaminya Lebih daLam, tidak ada kata Lain hanya rasa syukur yang bisa di ucapkan.

wow ... kajian dari sudut pandang tassawuf yang lengkap dan mencerahkan, mas indra. semoga kita tergolong orang2 berjiwa mutmainnah yang senantiasa mampu ber-imajinasi untuk membentuk citra atau konsep yang belum nyata di alam ini. subhanallah.

salam sobat
berkunjung kembali mas,
membaca bernafas dalam pandangan kaum sufi.

Terima kasih atas ya mas atas silaturahminya. Mhn ijin sy link websitenya untuk semakin akrab.

Kuingin mempunyai jiwa yang mutmainah amin...

bayangkan seluruh rakyat Indonesia taat kayak gini. damai banget deh

semoga pertolongan Allah senantiasa bersama kita sehingga kita akan menjadi insan yang kamil

Semoga kita semua dalam lindungan Ilahi Robbi, jika semua orang seperti halnya para sufi maka kedamaian di muka bumi akan selalu terjaga

Suskses selalu..di tunggu kunjugann balknya

wow, pembahasan tingkat tinggi :)

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus