DIGDAYA TANPA AJI

Sejenak kita termenung, hati kita pun bertanya, adakah tanpa ajian orang dapat sakti ? Mungkin dengan tekad yang kuat, dengan ilmu pasrah atau tawakal dan dzikir, seseorang dapat sakti mandraguna. Namun tanpa tekad, tanpa ilmu, tanpa guru, dan tanpa do'a rasanya untuk sakti itu mustahil untuk dapat dicapai.



Tidak ada yang sakti di dunia ini.
Tidak ada yang digdaya (kuat) di dunia ini
Karena semuanya hal Allah Tuhan Semesta Alam
Segalanya telah digariskan oleh Allah
Jika Allah menghendaki, semuanya dapat terjadi.
Jika Allah tidak meridhai, maka semuanya sia-sia.

Perbuatan yang taat dan meninggalkan maksiat, itulah sumber energi yang dapat membuat seseorang sakti mandraguna, disamping kemampuan diri mengekang gejolak syahwat dan dari perintah nafsu yang buruk.

Korelasi tiga entitas psikis yang tersembunyi dalam hati manusia, yakni tekad, pasrah, dan keadilan Allah, akan memunculkan sebuah ajian yang maha dahsyat, ajian yang bersumber langsung dari Allah, ajian yang tidak semua orang dapat memilikinya. Adapun tiga entitas psikis tersebut, yaitu :
  • Tekad, tekad yang merupakan sifat yang merujuk pada semangat dan keberanian diri dalam senghadapi segala masalah, seperti rekayasa hidup, fitnah dan bujukan dunia. Tekad ada karena adanya niat, dan segala sesuatu itu tergantung daripada niat. Jika niatnya itu baik, maka baiklah jadinya. Dengan tekad manusia dapat menyelesaikan tugasnya dalam menyelesaikan segala permasalahan hidupnya. Tekad bukan berarti spekulasi miring, tapi lebih mengarah pada sikap tidak takut pada apa pun dan siapa pun, sehingga hasil yang dicapai pun menjadi maksimal.Tekad dapat dijadikan senjata, yakni senjata psikis dalam menghadapi setiap masalah. Oleh karena itu, tekad dapat dijadikan ajian, azimat pamungkas dalam segala urusan. Untuk mendapatkan "aji tekad" tidak perlu melakukan laku (tirakat khusus), tidak pula belajar ilmu kanuragan dahulu, tetapi "aji tekad" dapat diperoleh dengan menanam keberanian, kepasrahan, keadilan dan niat yang baik dalam diri. 
  • Pasrah. Ilmu pasrah dapat juga disebut ilmu tawakal. Memasrahkan diri spenuhnya kepada Allah SWT. Ilmu tawakal ini dapat diperoleh dengan menanamkan pemahaman dalam diri bahwa tidak ada kuasa dan daya selain kuasa dan daya Allah Yang Maha Agung. Hidup dan mati urusan Allah, sukses dan gagal atas kehendak Allah SWT.
Intinya, menyerahkan permasalahan hidup ini kepada Allah SWT, karena Allah-lah sebaik-baiknya penolong.

Dibalik tawakal ada keselamatan, karena ketika manusia telah menyerahkan hidup dan matinya segala urusannya kepada Allah, maka Allah-lah yang akan melindungi dan menyelamatkannya dari bahaya dan bencana.Keadilan Allah ini sulit didapat dan sulit dipraktikan, karena keadilan merupakan puncak dari kebaikan. Ketika manusia tidak dapat berbuat adil, maka Allah-lah yang akan memberikan keadilan.
  •  Keadilan Allah ini sangat menakutkan, karena Allah Yang Maha Adil itu takkan memandang apa dan siapa yang akan diadili, sehingga keadilan benar-benar ditegakkan. Hanya Allah SWT yang mampu menegakkan keadilan dengan seadil-adilnya.
Ketika keadilan Allah telah berbicara, maka kebenaranlah yang ada
 Namun demikian, penyandaran tanda atau sifat keadilan ini adalah merupakan do'a, permohonan seorang hamba kepada Tuhannya, yaitu memohon agar keadilah Allah yang berbicara dan selalu menyertai hidupnya. Ketika keadilan Allah telah menjadi ucapan seseorang dalam denyut nadi kehidupannya, maka kebenaran dan kebaikanlah yang diperoleh.

Rumusan "Digdaya Tanpa Aji" merupakan sebuah ungkapan yang dapat dibenarkan dengan kecerdasan intuisi, bukan logika eksperimental. Menurut logika ungkapan tertsebut terkesan mustahil, tapi menurut intuisi sangat dimungkinkan. Kerangka logika observatif masih dimungkinkan melacak kebenaran rumusan "Digdaya Tanpa Aji" setelah dikuatkan dengan beberapa asumsi yang bersifat probable dan possible yang tercermin di dalam kehidupan ini.

Berikut ini merupakan beberapa asumsi yang bersifat probable dan possible. Digdaya atau sakti, ampuh, perkasa, mumpuni merupakan sederet istilah untuk menamai pribadi yang super, pribadi yang memiliki kelebihan supranatural, seperti kebal senjata tajam, kebal pukulan, mampu menundukan lawan hanya dengan tatapan mata, bisa terbang, dan sebagainya. Dan orang yang memiliki ilmu-ilmu tersebut harus melakukan laku ritual khusus dan menjalankan amalan lisan serta amalan hati yang harus dilafalkan, yaitu mantera-mantera khusus. Ilmu untuk memperoleh kesaktian tersebut disebut ajian.

Sedangkan dari sudut azimat, seperti kesaktian yang tersimpan dalam benda pusaka, misalnya keris, tombak mustika batu, rajah, dan lain-lain. Semua itu bagi yang mempercayainya, bisa mendatangkan kesaktian bagi si pemiliknya atau orang yang membawanya.

Kesaktian-kesaktian yang bersumber atau datang dari ajian atau azimat sifatnya negatif, hal ini dikarenakan ;
  1. Pemiliknya pada umunya merasa dialah yang paling kuat, maka membuat dirinya menjadi sombong.
  2. Pemiliknya akan mempunyai musuh.
  3. Dapat membahayakan diri orang yang memilikinya atau orang lain.
  4. Dapat menyebabkan orang yang memilikinya lupa kepada Allah, seperti kesadaran bahwa semuanya itu datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Akibatnya ;
  • Diatas langit ada langit. Artinya si sakti pada akhirnya tidak sakti atau terkalahkan lagi.
  • Banyak musuh, artinya semakin hari semakin banyak yang memusuhinya, dan karena banyak yang memusuhinya, maka ajian atau azimat yang dimilikinya tidak mungkin untuk melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, dikarenakan tidak ada ajian atau azimat yang abadi dalam kehidupan ini.
  • Senjata makan tuan, yakni membahayakan diri endiri atau orang lain, artinya si pemilik sewaktu-waktu juga akan mendapatkan imbasnya. Jika tidak, maka keluarga atu orang sekelilingnya yang menanggung akibatnya. Dikarenakan kesaktian-kesaktian tersebut biasanya datang dari "Jin". Apabila si pemiliknya tidak dapat memenuhi keinginan "jin" penunggu azimat atau "khodam", maka "jin" atau "khodam tersebut akan marh yang akhirnya akan menimbulkan bahaya.

"Digdaya Tanpa Aji" merupakan sebuah pedoman hidup bagi setiap insan manusia. Seeorang tidak perlu melakukan ritual khusus mambawa atau memiliki azimat untuk memperoleh kesaktian.

Apalah artinya kesaktian jika tidak membawa keselamatan dunia dan akhirat, 
dan kesaktian yang paling utama adalah keselamatan dunia dan akhirat.

Orang yang tidak memiliki musuh itu merupakan orang sakti mandraguna, karena dia bisa menang tanpa perlu perang. Orang yang selalu berbuat baik akan sakti mandraguna, karena kebaikannya itu dapat mengalahkan orang lain tanpa perlu mengadu otot. Orang pasrah akan sakti mandra guna, karena dia selalu ditolong oleh Allah. Orang yang memiliki tekad yang kuat, maka dia akan menjadi orang hebat atau mumpuni dalam menghadapi semua permasalahan.

Keadilan merupakan kesaktian yang dapat menundukan semua kejahatan.
Itulah realitas, bukti kongkrit menurut logika untuk
menganalisa makna :
"Digdaya Tanpa Aji"

Serahkanlah segala urusan Anda kepada Allah Tuhan Yang Maha Melihat, Yang Maha Tahu. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan diri Anda, bukan ajian ataupun azimat yang penuh tipu muslihat.

Tekad, pasrah dan do'a mendatangkan keadilan Allah SWT; 
Iman dan tawakal mendatangkan kesaktian.
Karena hanya Allah Tuhan Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.


Dengan Mengatasi Permasalah Yang Kecil,
Maka Kita Dapat
Menyelesaikan Permasalahan Yang Besar



Salam,



Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

20 komentar

banyak salah pengertian dlm kalangan kita , apa yg dimaksud dgn dig daya atau kesaktian,, mereka berfikir dgn memuja ke makam orang2 terdahulu dgn ritual tertentu ( puasa mutih, kum kum atau yg lain2) mereka akan menjadi sakti.
Padahal hakikat sebenarnya dr kesaktian adalah bagaimana kita mampu menjadi manusia yg berguna bagi manusia lainnya( menurut Rasulullah saw ,inilah sebaik2 manusia), baik melalui ilmu kita, tenaga, pikiran maupun waktu.
Saat dimana orang2 lain tak peduli, justru kita memelihara.
in hanya pendapat bunda saja, dan bisa saja salah.
salam

salam sobat
benar hanya Allah swt ,yang paling sakti dan paling digdaya .
kita semua berpsrah diri kepadaNYA

Jadi inget ucapan pak Harto yang selalu penuh makna yang sangat dalam.

Aku bukan pengagum Suharto, tapi aku senang caranya menjelaskan pitutur lama yang selalu banyak punya arti dalem.

Salam Sehati

(Maaf) izin mengamankan KEEMPAX dulu. Boleh, kan?!
saya punya prinsip untuk jangan pernah meremehkan yang kecil dan sepele. Karena dari sanalah akibat yang besar bisa muncul.

bekerja dengan keras, sebagai tekad untuk mendapatkan apa yang dicita2kan.
berdoa dengan rajin, bermunajat untuk agar semua urusan dapat di permudah.
dan, kembaLi Lagi kepada Allah. manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, sedangkan ketentuan adaLah miLik Allah. karena apa yang teLah diberikan merupakan haL yang terbaik untuk ummat-Nya.

hm, tulisan yang sangat bermanfaat dan inspiratif ...

subhanallah, bener2 sebuah tulisan yang mencerahkan, mas. ungkapan ini memang sudah sering kita dengar, khusus yang berasal dari kultur etnik jawa. tekad, pasrah, dan keadilan Allah, ternyata justru menjadi "ajian" yang memiliki kekuatan dahsyat.

sangat benar, Jika Allah menghendaki, semuanya dapat terjadi.

iya ada cara menjadi sakti tanpa ajian, ya seperti kata kang indra ini :D daripada ajian yg aneh2 yg bisa mencelakakan orang, diri sendiri, agama

salam saudara, benar sekali entri saudara, hanya kapada Allah kita berharap, jgn pernah putus harapan padaNya

Betul sekali sob... "menyerahkan permasalahan hidup ini hanya kepada Allah SWT, karena Allah-lah sebaik-baiknya penolong."

Hanya kepada Allah lah kita memohon perlindungan atas keselamat dunia akhirat..

betul . .
ALLAh adalah pelindung terbaik untuk kita. .

Sebaik2 penolong adalah Allah

kata-katana sungguh bijak :(

pertama berkunjung kesini, salam kenal.
banyak ilmu dari sini, artikelnya sangat bermanfaat dan memberi pencerahan.
makasih.

semoga aku bisa berbuat lebih baik lagi.
artikelnya benar2 bermanfaat.

kadang kita dekat dengan Allah dikala susah saja, dan seolah melupakan-Nya ketika senang, tapi sekarang semoga tidak lagi.
sangat bermanfaat buat koreksi diri sendiri nih.

slalu menemukan tausyiah indah disini

Hatur tararengkyu

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus