PIKIRAN DALAM SUATU TINDAKAN

Dalam kitab suci Al-Qur’an, akal adalah alat untuk membantu fenomena alam ini. Karena itu, akal itu niscaya harus sehat. Dalam penggunaannya, cukup dengan “akal” saja, tidak perlu dibubuhi kata sehat yang menjadi “akal sehat”

Sedangkan kata ”budi”, baik dalam bahasa Jawa maupun Indonesia sekarang, merupakan paduan pikiran dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala sesuatu.

Dalam bahasa Jawa Kuno, pikiran adalah “hidhep”. Dan, kata “hidhep” sendiri bermakna : pikiran dan perasaan. Budi, pikiran, angan-angan dan “eling” atau kesadaran merupakan satu wujud dengan akal (ngakal)

Dan dalam Jawa Kuna perasaan adalah “ambek”. Kata “rasa” berasal dari Sansekerta. Dalam perjalanan sejarah, rupanya kata “hidhep” dan “ambek” tergusur pemakaiannya. Sehingga kata-kata “budi”, “pikiran”, “angan-angan” dan “eling” (kesadaran), merupakan atribut luar. Bukan kodrat yang tumbuh dari dalam. Jadi, akal bukan lagi merupakan alatnya Tuhan yang ditempatkan pada diri manusia. Tapi, hanya bagian dari indera di dalam diri manusia.

Akal identik dengan hawa nafsu dan keinginan. Sampai hari ini pun akal dalam kamus diartikan pikiran, budi, usaha, ikhtiar, muslihat, tipu daya.

http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/01/pikiran.html


Ada istilah mengakali (ngakali) yang berarti memperdayakan, atau menipu. Lalu, ada kata “akal-akalan” yang artinya dibuat-buat. Dalam kondisi sekarang “akal” dapat kita samakan dengan “ego”. Yang dapat diartikan menurut diriku, dan untuk diriku sendiri. Keadaan akal yang demikian inilah yang tidak bisa digunakan sebagai pedoman hidup.

Akal yang sewujud dengan angan-angan dan pikiran ini bisa gila, bingung, sedih, dan tidak jujur. Akal yang demikian ini tidak bersedia menghadapi kenyataan hidup. Ia lebih suka berangan-angan, membayangkan sesuatu yang belum tentu terwujud.

Pikiran gila, tidak bisa lagi memahami sesuatu kenyataan. Orang bingung adalah orang yang kehilangan akalnya, tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Akal model begini disebut “sedih”. Karena merasa kehilangan, dipermalukan, dizalimi, dihina, dibuat menderita dan lain-lain, maka manusia yang punya akal ini bisa sedih. Karena khawatir dimarahi dan tidak dihargai jika berbuat jujur, aka dengan akalnya manusia berbuat tidak jujur.

Jangan menganggap kecil suatu nikmat bersama kesehatan yang ada.
Jangan menyepelekan dosa tanpa dibarengi taubat dan,
Jangan memupuk ketaatan tanpa keikhlasan.

Budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran tidak dapat dipakai sebagai pegangan atau pedoman hidup. Karena kemungkinan bias, menyimpang sangat tinggi. Harus ada “keberadaan yang lebih tinggi dalam diri manusia". Dia yang lebih tinggi daripada budi, pikiran, angan-angan, dan kesadaran yang satu wujud dengan akal. Itulah Zat Wajibul Maulana. Zat Yang Melindungi, Yang Wajib Memimpin yaitu Allah SWT.

Allah SWT itulah yang mewujudkan semua budi baik. Budi yang menyuruh berbuat akal-akalan dan mengakali orang lain, akan membangkitkan kedengkian, maka rusaklah kebahagiaan orang itu. Dengan dengki itu manusia berbuat jahat dan menyobongkan diri, dan akhirnya menistakan dirinya sendiri. Ini semua dapat terjadi bila budi tidak terpimpin.

http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/01/pikiran.html

Panca indera hanya menyerap kesan-kesan dari objek yang terlihat. Yang diserap bukan objek dalam dirinya sendiri. Yang diserap Cuma penampakannya saja, fenomena-nya. Karena itu, panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup.

Selain panca indera budi pun tidak bisa digunakan sebagai pedoman hidup. Panca indera harus dipimpin budi. Dan budi pun harus dipimpin oleh Zat Wajibul Mulyaningrat atau Maulana, yaitu Allah SWT.

Tugas akal (verstand) adalah mengatur data inderawi. Kesan-kesan yang ditangkap indera itu harus disusun agar menjadi suatu citra yang konkret dala ruang dan waktu.

Pemahaman di tingkat akal ini merupakan paduan (sintesis) antara materi (data inderawi) dan pengertian “apriori”, yaitu pengetahuan yang tidak diturunkan dari pengalaman. Ia ada di dalam diri manusia. Sedangkan budi atau rasio berfungsi untuk menarik kesimpulan dari putusan-putusan yang dibuat akal. Dengan kata lain, rasio berfungsi untuk membentuk atau membangun argument. Dan lebih baik kita bertindak dari pada menjadi manusia yang selalu hanya berpikir dan mengenali suatu masalah.


Dengan mengatasi permasalahan yang kecil; maka,
kita dapat mengatasi permasalaha yang besar


Salam,


Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

14 komentar

Salam Takzim
Sebelum mata terpejam, akhirnya saya mendapatkan pikiran dari blog ejawantah semoga menjadi manfaat bagi saya dan para sahabat akan kajian ini.
Salam Takzim Batavusqu

Salam Gowes
Habis bersepeda keliling kompleks ikut hadir mengaji diri agar PIKIRAN masuk kedalam sukma sehingga dapat jernih dalam bersikap, makasih gan
Salam Gowes Humberqu

apa kabar eyang
salam sukses..

sedj

Batavusqu @@@>>> He...X9 bisa saja mas. Trims atas kunjungannya.

Humberqu @@@>>> suatu kehormatan kedatangan para senior blog mas Isro. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.

sedjatee @@@>>> wah... pasti mengira saya sudah tua ya. Ha... x9 sukses selalu.

dapat informasi yang bermanfaat nih...
http://f4dlyfri3nds.blogspot.com

pikiran, pembeda kita dengan mahluk ciptaan tuhan yang lain. pemulia kita bisa dibawa dg benar. :)

Kalau semua orang berpikiran sehat tentu dunia akan aman, tenteram dan damai

akal, adalah kelebihan manusia yg diberikan oleh Allah swt, pembeda dr segala makhluk ciptaan NYA.
namun, sayang sekali justru dgn kelebihan yg diberikan, kita sebagai manusia, sangat kurang bersyukur, nauzubillah.
salam

wejangan yang bagus
kita memang harus mengoptimalkan dua hal itu
akal dan budi
terima kasih

sebagai orang yang berbudi, saya merasa tersanjung, eh maksud saya orang yang memiliki nama budi
terima kasih telah memberi renungan

Semoga pikiran yang terbaik selalu datang dari segala arah penjuru mata angin, agar bisa menuntun kepada jalan Kebenaran dan Kebesaran-NYA.
SALAM hormat dari Kendari...

jangan sampai hawa nafsu yang mengatur akal kita, selalu jaga hati, pikiran dan akal. Semoga bisa!!!

wah setuju saya ma tulisan2 merah pa lagi soal kesehatan hehe

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus