Penulis mencoba mengajak para sahabat untuk melihat dari sisi keunikkan Kota Jakarta yang memiliki arti sebuah nilai yang dapat dijadikan sebuah aset bangsa ini dengan menelusuri Kota Tua Jakarta.
Tentunya kita masih mengingat dalam sebuah catatan bersejarah dunia. Pada tanggal 21 April 2004 di Kota Paris Indonesia mendapatkan suatu penghargaan dari lembaga budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO tentang karya Agung Budaya Indonesia. Wayang Indonesia yang telah dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Penulis di Museum Wayang |
Namun, dalam perjalanannya kini wayang tertutupi oleh budaya asing. Sebagai warisan leluhur yang indah dengan karya Agung budaya bangsa, maka keberadaan wayang Indonesia harus tetap dilestarikan oleh para anak bangsa Indonesia. Salah satu upaya pelestarian budaya agung ini pemerintah Indonesia telah menyiapkan suatu tempat untuk pelestarian dan pembelajaran tentang wayang di salah satu sudut Kota Tua Jakarta. Tepatnya di Museum Wayang yang berlokasi di jalan Pintu besar utara No. 27 Jakarta Barat, Indonesia.
Museum Wayang di dalamnya tersimpan koleksi terindah yang ada di dunia ini yang bernilai sejarah. Dengan bermodal ribuan koleksi wayang, museum wayang berusaha bekerja untuk melestarikan dan mempromosikan budaya agung anak bangsa Indonesia. Tentunya penulis dan para rekan semuanya berpendapat bahwa usaha tersebut patut kita dukung sebagai warga negara yang memiliki nilai budaya yang tinggi dan berbudipekeri luhur.
SEJARAH MUSEUM WAYANG
Menelisik riwayat berdirinya Museum Wayang yang memiliki perjalanan panjang sampai pada masa sekarang ini. karena telah banyak dilakukan perombakan serta renovasi pada gedung Museum Wayang ini. Awalnya gedung Museum Wayang ini adalah sebuah gereja tempat peribadatan para penduduk sipil, tertutama tentara-tentara Belanda yang tinggal di Batavia pada waktu itu.
Gereja tua yang didirikan oleh VOC pada tahun 1640 itu bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda). Karena dianggap perlu dipugar, maka pada tahun 1732 dilakukan perbaikan secara bertahap sekaligus mengubah namanya menjadi De Nieuw Hollandsche Kerk (Gereja Baru Belanda).
Halaman kosong yang terdapat di samping gereja dimanfaatkan untuk taman pemakaman. Pada saat penulis berkunjung di Museum Wayang, penulis banyak menemukan beberapa prasasti-prasasti yang ada di lokasi ini. Dan dari nara sumber pertugas yang menjaga museum ini penulis mendapatkan sebuah keterangan bahwa dulunya halaman samping tersebut dipergunakan sebagai tempat pemakaman para Gubernur Jenderal serta para pejabat tinggi VOC lainnya diantaranya adalah makam pendiri Kota Batavia, Jun Pieterszoon Coen, dan pendiri Toko Merah, Gustaff Willem Baron Van Im hoff.
Pada tahun 1808 gempa yang menimpa gereja ini, membuat keadaan gereja ini menjadi rusak berat. Tempat peribadatan yang hanya tinggal reruntuhan itu kembali di bangun. Pada tahun 1912 bagian muka bangunan dibuat dengan gaya Neo Renaisans, hal ini bertujuan agar terlihat lebih menarik. Perubahan itu ditindaklanjuti dengan perombakan seluruh gedung untuk menyesuaikan dengan gaya rumah Belanda. Dan setelah diselasai pada waktu itu, gedung tersebut dipergunakan sebagai kantor perusahaan bernama Geo Wehry & Co.
Pada tanggal 14 Agustus 1936, gedung tersebut resmi dijadikan monumen dan pada tahun 1937 dibeli oleh Bataviasche Genootschaap van Komsten en Wetenschappen, yaitu lembaga yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan Indonesia.
Pada tanggal 22 Desember 1939, Gubernur Jendral Belanda terakhir Tjarda van Starkenborgh Stachouwer mengalih fungsikan gedung menjadi Museum Batavia Lama. Setelah Jepang datang, museum menjadi tidak terawat lagi.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1957, LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) bersedia mengelola gedung ini, dan menggantinya dengan nama Museum Jakarta Lama. Kata "Lama" dihilangkan menjadi Museum Jakarta pada tanggal 1 Agustus 1960.
Pada tanggal 17 September 1962, LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) menyerahkan kembali museum kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada akhirnya museum ini pindah ke gedung Stadhuis atau Balaikota yang sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Museum Wayang Di Kota Tua Jakarta |
Pada bulan maret 2010 Museum Wayang mendapatkan hibah bantuan dari H. Probosutedjo sebuah tanah dan bangunannya, dan hibah ini diberikan oleh H. Probosutedjo kepada pemerintah Indonesia untuk menampilkan pelayanan yang berbeda, dan terkesan lebih modern, dan enak dipandang mata. Langit-langit yang tinggi dan lapang membuat para pengunjung menjadi lebih betah menelusuri setiap ruangan yang ada di museum ini untuk mendapatkan sebuah pembelajaran dari hasil karya agung budaya bangsa Indonesia yang bernilai sejarah ini.
KOLEKSI BERNILAI SEJARAH
Menurut sumber dari salah seorang pengurus Museum Wayang ini, terdapat lebih dari 5.000-an koleksi wayang . Koleksi wayang ini terdiri dari wayang-wayang tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, dan hal ini menjadi benda yang bernilai historis tinggi yang paling banyak dipamerkan. Diantaranya ada yang berasal dari Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera. Disini Museum Wayang ini, ada juga koleksi wayang-wayang dari luar negeri, yaitu Pakistan, India, Malaysia, Kamboja, Polandia, Inggris, Suriname, Kolombia, Tiongkok, Perancis, thailand, dan Amerika.
Adapun koleksi wayang-wayang dunia itu meliputi; Wayang Golek, Wayang Kulit, Wayang Mainan, dan Wayang Boneka. Koleksi-koleksi tersebut bersumber dari pembelian, hibah, titipan dan sumbangan para donatur.
Dilihat dari wujudnya, wayang yang terdapat di museum ini terbagi dua, yaitu ;
- Jenis wayang dua dimensi. Biasanya terbuat dari kulit yang ditatah dan disungging. Kala pementasan oleh seorang dalang, wayang dimasukkan di depan layar yang diterangi oleh lampu. Dan penonton dapat menikmati pertunjukan dari depan maupun dari nbelakang layar.
- Jenis wayang tiga dimensi. Wayang ini terbuat dari kayu, seperti wayang golek Sunda.
- Diluar dari jenis wayang yang tersebut diatas, ada pula wayang orang. yang perannya dimainkan oleh para seniman seperti sandiwara drama, dan para pemainnya menggunakan kostum wayang orang.
Berbagai perangkat gamelan untuk mendukung pagelaran pun ikut dipamerkan di Museum ini. beberapa jenis instrumen wayang tersebut adalah Gendang, Gambang, Saron, Kenong, Bonang, Peking, Gender, Gong, dan lain-lain.
Museum Wayang ini masih menyimpan Lampu Blencong, yaitu alat penerangan pada pertunjukan wayang kulit. Blencong yang terbuat dari perunggu berbentuk burung Garuda yang sedang terbang itu di bagian dadanya diberi sumbu untuk nyala api.
Dari hasil pengamatan penulis secara langsung di Museum Wayang ini seluruh koleksinya bermuara ke dalam satu titik, yaitu kesenian seutuhnya. Dari koleksi yang ada, museum ini telah merangkum tujuh unsur seni menjadi satu kesatuan utuh, ketujuh unsur tersebut adalah seni drama, lukis, pahat, sastra, gaya, suara, dan karawitan yang menjadi tema besar Museum Wayang ini.
Museum Wayang merupakan suatu wujud nyata bahwa Ibu Kota Jakarta sebagai Kota Budaya bertaraf Internasional. Dikarenakan kekayaan dan Keindahan koleksi Museum Wayang ini telah menarik para wisatawan asing untuk menyambangi museum ini demi melihat dan mencari tahu informasi tentang mainan para dalang ini.
Wayang merupakan cerita dalam sebuah lakon. peran dan filosofinya mewakili laku sosok-soosk dari kehidupan dunia nyata. Suatu pengungkapan hiburan bernilai edukatif lewat perantara sang narator seorang dalang. Semuanya berpusat pada suatu konsep pembelajaran tentang suatu nilai budipekerti untuk kehidupan yang dapat kita ambil disini, dengan suasana yang sangat mengasyikkan dan tidak membosankan.
Semoga hal ini dapat membuka cakrawala pengetahuan untuk kita semua. Bahwa di Ibu Kota Jakarta tercinta ini, disekitar kita masih banyak sebuah aset dunia benilai besar. Bila masyarakat Bali, Yogya dan lainnya dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu nilai keunikkan budayanya yang dapat menghidupkan masyarakatnya, mengapa kita sebagai warga Ibu Kota Jakarta tidak mencontoh hal yang baik yang telah dilakukan oleh saudara-saudara kita di daerah lain untuk menjadikan suatu nilai budaya yang dapat dilestarikan menjadi suatu niali yang lebih berharga, dikarenakan dalam budaya Indonesia terdapat suatu nilai keunikkan tersendiri yang sangat bernilai harganya.
Salam,
20 komentar
wah lengkap sekali pak. Bermanfaat untuk menambah wawasan kami ttg wayang. saya belum pernah masuk ke musium wayang ini, insya Allah kapan2 pak.
Meski Jakarta adalah ibukota negara, tapi saya baru kesana 3 kali...
Tampaknya masih banyak tempat yg belum saya kunjungi di Jkt.
Salam!
Tentang wayang, alhamdulillah sampai saat ini saya masih menyempatkan mendengarkan siaran wayang golek lewat radio....terimakasih pak informasinya, sangat bermanfaat sekali..
ya itulah jakarta,, di kota tua saya bisa dapet pengetahuan dari abang-abang penark sepeda ontel sama penjaganya,,
betul pak itu bisa di jadikan aset,selain eksentrik, kota tua juga mengandung sejarah
Cuma sayang macet terus...jadi agak males untuk menikmati jakarta
banyak tempat wisata di jakarta, namun masih banyakpula orang yang gak tahu. mungkin karena kurang promosi kali ya...
Jakarta oh jakarta, lebih terkenal macetnyadaripada tempat wisatanya
Wayang itu seru, cuma jarang ada yang melihat,mungkin kurang promosi kali ya...
Di museum Wayang ada acara show wayangnya gak ya...
Di Jakarta tu selain museum wayang, masih banyak museum-museum yang lain, hanya orang Indonesai jarang yang piknik ke museum. Kita lebih suka piknik ke tempat-tempat hiburan..
Wayang jadi warisan dunia, tapi gimana pelsetariannya koq seperti gak ada ya? Bahkan sebatas radisi pun sekarang dah kurang terdengar lagi...
Wayang termasuk salah satu aset budaya yang memberikan nilai terhadap Indonesia. Jangan sampai diklaim sama tetangga lagi... :D
aku suka wayang, bagus dan sangat harus dilestarikan....
salam sukses :)
seandainya budaya lain bisa seperti ini, Indonesia yg kaya akan budaya pasti akan sangat harum ya sob :D
bertaraf internasional tapi butuh sosialisasi karena sepertinya masih banyak yg kurang tertarik ya
Aku yang belum pernah ke museum wayang jadi tertarik Pak :)
Jakarta sedang ramee PILKADA ya, semoga yang terbaik yang berhasil memimpin Jakarta :)
lengkap info menarik ini, seharusnya bisa di jaga damai dan tidak di kopi oleh negara lain, happy blogging
Aku pas ke Museum Wayang masih renovasi, hehe.
Meski nama resminya MSJ tetep aja nyebutnya Museum Fatahillah :D
asalamualaikum
saya belum pernah masuk ke Museum wayang
setelah lihat posting ini,jadi pingin kesana
memang dahsyat dan luar biasa,,,,,
Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Sukses Selalu Untuk Kita Semua.