MUSTIKA CATUR MURTI

Dalam perjalanan hidup manusia, setiap individu mengalami dan menemui polusi dan erosi. Sehingga sedikit demi sedikit berak-bercak hitam mulai mengkhiasi hatinya. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia terserang berbagai penyakit qolbu atau hati.

Ketenangan dapat datang dari luar, juga dapat datang dari dalam diri kita. Betapa pun sulitnya pekerjaan dan peliknya persoalan dalam kehidupan dapat diselesaikan dengan mudah dan santai.


Ketenangan dapat dimiliki dengan melakukan pekerjaan spiritual secara disiplin dan teratur sesuai aturan dan tuntunan ajaran agama yang dianut, dan harus menyelaraskan antara batin dan rasa menjadi satu dengan bersatunya empat faal, yaitu : pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Yang mana menghasilkan unsur kebenaran dalam kehidupan keseharian.

Dengan menyelaraskan suasana batin dan rasa menjadi satu dengan bersatunya dengan pikiran yang benar, perasaan yang benar, perkataan yang benar dan perbuatan yang benar, maka batin dan rasa akan menjadi selaras, serasi, seimbang. dengan begitu batin pun akan mencapai pekerti yang luhur. Kehidupan pun terasa damai, dan orang lain pun merasa aman.

Semua harus diawali dari diri sendiri, jangan menunggu orang lain. Dalam hadist shohenya Rasulullah saw bersabda, "Mulailah (semuanya) dari dirimu sendiri". Artinya, untuk mencapai ketenangan bersama, maka setiap individu harus menanamkan kesadaran dalam diri mereka masing-masing supaya ketenangan yang ada dalam diri personal akan memancarkan ke diri sosial, sehingga ketenangan bersama pun tercapai.

Jiwa butuh makanan. Makanan jiwa adalah ketenangan. Ketenangan merupakan unsur terpenting
untuk mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat

Allah SWT sendiri telah menyeru kepada jiwa yang tenang untuk kembali kehadirat-Nya dengan perasaan yang puas. Untuk mendapatkan ketenangan jiwa Allah SWT memerintahkan dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du ayat 28, "Ingatlah dengan mengingat Allah dapat menenangkan hati".

Dengan demikian ketenangan jiwa dapat lebih sempurna dan terpelihara dengan menyelaraskan batin dan rasa menjadi satu rasa dengan bersatunya "empat faal" atau "Catur Murti".

Bila kita menelusuri khasanah pengetahuan tasawuf jawa melalui "Catur Murti", ternyata tujuan hidup itu tidaklah keluar dari eksistensi manusia,yaitu "selamat". Terlepas dari dalil atau kata-kata falsafah, hidup selamat dunia dan akhirat merupakan tujuan semua manusia. Mungkin ada tujuan lain atau tujuan pokok manusia. Kata "selamat" di Jawa sendiri memiliki makna aman, tidak ada gangguan apa-apa, tidak menderita dalam hidup ini, juga tidak mengalami kerugian.

Sebagai tujuan hidup, selamat memiliki makna lainnya "widada" yaitu selamat di mana saja dan kapan saja hingga selam-lamanya. Suatu keselamatan yang bebas dari ruang dan waktu.

Konsep "nerka" dan "surga" pada mulanya tidak di kenal di Jawa. Konsep yang ada dan digunakan hingga sekarang yaitu "rahayu". Dalam bahasa agama Islam "hasanah" di dunia dan akhirat.

Kehidupan yang "rahayu" dalam konsep tasawuf Jawa adalah hidup yang teratur, tertib, sejahtera, sehat, indah, dan penuh kebajikan. Dalam bahasa agama Islam disebut "hasanah" di dunia dan akhirat.

Dalam konsep tasawuf Jawa "Catur Murti" merupakan dasar ari praktik nyata menuju keselamatan sebagai tujuan hidup. Hidup itu menempuh perjalanan ke kehidupan sejati. Hidup yang tidak tersentuh oleh kematian. Dalam hasanah Islam yaitu hidup di akhirat.

Akhirat dalam konsep tasawuf Jawa tidak harus datang setelah alam raya ini hancur, melainkan "keadaan" yang bisa dialami sekarang ini. Ia tidak terikat oleh waktu. Bukan dulu atau pun nanti.

Hidup sekarang ini merupakan wahana untuk menuju ke kehidupan sejati, hidup yang "rahayu", maka dalam hidup sekarang ini manusia harus tahu pintu atau jalan yang harus dilaluinya.

 Jalan yang harus dilalui itu merupakan jalan hati atau qolbu. Hati yang bisa mencapai kebenaran. Hati yang demikian ini harus bebas dari berbagai penyakit atau kotoran. Tanpa pamrih dalam bertindak. Tidak dengki atau mendengki. Hati yang pemaaf. Dan tidak sombong.

Tidak sekedar menerima, tapi perlu ada kepasrahan dan kesabaran karena Allah SWT. Artinya, semua itu dijalankan dengan rasa ikhlas dan syukur, karena sikap-sikap terpuji itu kelak akan mendapat balasan di akhirat, dan balasannya adalah kenikmatan yang abadi di surga.

Kehidupan ini sering diguncang oleh hal-hal yang merisaukan jiwa dan raga, seakan kita hidup harus berani dihadapkan dengan ketidak nyamanan, dikarenakan ada saja yang menjadi penyebab ketidaktenangan dalam kehidupan ini.

Penting sekali bagi kita untuk menanamkan prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah ketenangan jiwa agar kehidupan kita menjadi selamat. Jangan sekali-kali melakukan hal-hal yang berat sebelah, jangan mengurangi sesuatu yang sudah seimbang, jika tidak ingin dihantui ketidaktenangan. jangan melanggar hukum alam yang telah diatur dan di seimbangkan Allah SWT, jika tidak mau menerima akibatnya. Ketidak tenangan pada hakekatnya merupakan ulah manusia itu sendiri, sehingga membuat manusia itu sendiri tidak selamat.

Dengan hati yang ikhlas, kita yang sekarang hidup di alam ini harus berusaha mengetahui rahasia alam melalui hukum alam yang telah ditetapkan Allah SWT. Kitab suci Al-qur'an bukanlah pengetahuan teoritis, juga bukan hanya sebagai sumber pahala bila dibaca setiap huruf.

Kitab suci Al-qur'an merupakan landasan manusia untuk dapat pulang ke tempat asal muasal kehidupannya. saripati dari kitab suci Al-qur'an harus dapat diejawantahkan atau diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang tidak dapat mengamalkan kitab isi Al-qur'an bila masih hidup dalam kesesatan. Pengalaman kitab suci Al-qur'an harus disertai dengan tindakan pembersihan hati (qolbu).


KEAJAIBAN CATUR MURTI


Penyelarasan "Catur Murti" bila dikorelasikan dengan tiga entitas psikis yang tersembunyi dalam hati atau qolbu manusia, yakni dengan tekad yang benar, pasrah dengan keikhlasan yang benar, dan keadilan Tuhan dalam bentuk hasil laku spiritual "Catur Murti" dengan melakukan doa khusus yang sederhana, akan memunculkan sebuah hasil rapal ajian yang maha dahsyat, ajian yang bersumber langsung dari Allah SWT tanpa perantara jin atau khodam, ajian yang tidak semua orang bisa memilikinya. Adapun tiga entitas psikis tersebut.

  • Tekad, tekad merupakan sifat yang merujuk pada semangat dan keberanian diri dalam menghadapi segala masalah, seperti rekayasa hidup, fitnah dan bujukan dunia. Tekad ada karena adanya niat, dan segala sesuatu itu tergantung daripada niat. Jika niatnya itu baik, maka baiklah jadinya.

Dengan tekad manusia dapat menyelesaikan tugasnya. Tekad bukan berarti spekualasi miring, tapi lebih mengarah pada sikap tidak takut pada apa pun dan siapa pun, sehingga hasil yang dicapai pun menjadi maksimal.
Tekad dapat dijadikan senjata, yakni senjata psikis dalam menghadapi setiap masalah. Oleh karena itu, tekad dapat dijadikan ajian, azimat pamungkas dalam segala urusan. Untuk mendapatkan "aji tekad" tidak perlu melakukan laku (tirakat),  tidak pula belajar ilmu kanuragan terlebih dahulu, tetapi "aji tekad" dapat diperoleh dengan menanamkan keberanian, kepasrahan, keadilan dan niat yang baik dalam diri kita.

  • Pasrah. Ilmu pasrah dapat juga disebut ilmu tawakal. Memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Ilmu tawakal ini dapat diperoleh dengan menanamkan pemahaman dalam diri bahwa tidak ada kuasa dan daya selain kuasa dan daya Allah Yang Maha Agung. Hidup dan mati itu merupakan urusan Allah, sukses dan gagal atas kehendak Allah SWT.
Intinya, menyerahkan permasalahan hidup ini kepada Allah SWT, karena Allah-lah sebaik-baiknya penolong. "Tawakaltu 'alallah", kupasrahkan (jiwa raga)-ku kepada Allah.
Di balik tawakal ada keselamatan, karena ketika manusia telah menyerahkan hidup dan matinya, segala urusannya kepada Allah SWT, maka Allah-lah yang akan melindungi dan menyelamatkannya dari bahaya dan bencana.
  • Keadilan Allah. Keadilan ini sulit di dapat dan sulit dipraktikkan, karena keadilan merupakan puncak dari kebaikan. Ketika manusia tidak dapat berbuat adil, maka Allah-lah yang akan memberikan keadilan.
Keadilan Allah ini sangat menakutkan, karena Allah Yang Maha Adil itu takkan memandang apa dan siapa yang akan diadili, sehingga keadilan benar-benar ditegakkan. Hanya Allah SWT yang mampu menegakkan keadilan dengan seadil-adilnya. Ketika keadilan Allah telah berbicara, maka kebenaranlah yang ada. namun demikian, penyandaran tanda atau sifat keadilan ini adalah merupakan do'a, permohonan seorang hamba kepada Tuhannya, yaitu memohon supaya keadilan Allah yang berbicara dan selalu menyertai hidupnya. Ketika keadilan Allah telah menjadi ucapan seseorang dalam denyut kehidupannya, maka kebenaran dan kebaikanlah yang diperolehnya.


Dengan mendalami "Catur Murti" melalui tasawuf Jawa, maka kita mendapatkan faidah dan keuntungan yang besar. Karena kita dapat merasakan bahkan memiliki suatu "kekuatan tanpa aji atau rapal mantra".

Kekuatan tanpa aji merupakan sebuah ungkapan yang dapat dibenarkan dengan kecerdasan intuisi, bukan logika eksperimental. Menurut logika ungkapan tersebut terkesan mustahil, tapi menurut intuisi sangat dimungkinkan melakukan kebenaran rumusan tersebut setelah dikuatkan dengan beberapa asumsi yang bersifat probable dan possible yang tercermin di dalam kehidupan ini.

Berikut ini merupakan beberapa asumsi yang bersifat probable dan possible. Digdaya atau sakti, ampuh, perkasa, mumpuni merupakan sederet istilah untuk menamai pribadi yang super, pribadi yang memiliki kelebihan supranatural, seperti kebal senjata tajam, kebal pukulan, mampu menundukkan lawan hanya dengan tatapan mata, dan sebagainya. Dan orang yang memiliki ilmu-ilmu tersebut harus melakukan lku ritual dan menjalankan amalan lisan  sert amalan hati yang harus dilafalkan, yaitu mantera-mantera atau pun doa-doa khusus. Ilmu untuk memperoleh kesaktian tersebut disebuat ajian.

Sedangkan dari sudut azimat, seperti kesaktian yang tersimpan dalam benda pusaka, misalnya keris, tombak, mustika batu, susuk, rajah, dan lain-lain. Semua itu bagi yang mempercayainya, bisa mendatangkan kesaktian bagi si pemiliknya atau orang lain yang membawanya.

Kesaktian-kesaktian yang bersumber atau datang dari ajian atau azimat sifatnya negatif :
  1. Pemiliknya pada umumnya merasa dialah yang paling kuat, maka membuat dirinya menjadi sombong.
  2. Pemiliknya akan mempunyai musuh.
  3. Dapat membahayakan diri orang yang memilikinya atau orang lain.
  4. Dapat menyebabkan orang yang memilikinya lupa kepada Allah, seperti kesadaran bahwa semuanya itu datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Akibatnya ;
  • Di atas langit ada langit. Artinya si sakti pada akhirnya tidak sakti atau terkalahkan lagi.
  • Banyak musuh, artinya semakin hari semakin banyak yang memusuhinya, dan karena banyak yang memusuhinya, maka ajian atau azimat yang dimilikinya tidak mungkin untuk melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, dikarenakan tidak ada ajian atau azimat yang abadi dalam kehidupan ini.
  • Senjata makan tuan, yakni membahayakan diri sendiri atau orang lain, artinya si pemilik sewaktu-waktu juga akan mendapatkan imbasnya. Jika tidak, maka keluarga atau orang sekelilingnya yang menanggung akibatnya. Dikarenakan kesaktian-kesaktian tersebut biasanya datang dari "Jin". Apabila si pemiliknya tidak dapat memenuhi keinginan "jin" penunggu azimat atau "khodam", maka "jin" atau "khodam" tersebut akan marah yang akhirnya akan menimbulkan bahaya.

Seseorang tidak perlu melakukan ritual khusus atau memiliki azimat untuk memperoleh kesaktian. Apalah artinya kesaktian jika tidak membawa keselamatan, dan hal ini merupakan tujuan hidup dari setiap individu manusia.

Orang yang sakti adalah orang yang tidak memiliki musuh dalam kehidupan ini, karena dia bisa menang tanpa perlu perang. Orang yang selalu berbuat baik akan sakti, karena kebaikannya itu dapat mengalahkan orang lain tanpa mengadu otot.

Orang yang pasrah akan menjadi sakti, karena dia akan selalu ditolong oleh Allah. Dan orang yang mempunyai tekad yang kuat maka dia akan sakti, karena dia akan menjadi orang hebat atau mumpuni dalam menghadapi semua permasalahan.

Keadilan merupakan kesaktian yang dapat menundukkan semua kejahatan dengan bersatunya catur murti

Serahkanlah segala urusan kita kepada Allah Tuhan Yang Maha Melihat, Yang Maha Tahu. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan, melindungi dan memberikan segala pertolongan diri kita; bukan ajian atau pun azimat yang penuh tipu muslihat. Tekad, pasrah dan doa mendatangkan kesaktian; karena hanya Allah Tuhan Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Salam,

Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

11 komentar

Selamat pagi...

Serahkan segala urusan kepada Allah... trims ya sob.. spiritual paginya.. semangat!!! :)

Weh...
bacanya musti pelan2 dan konsentrasi ini Mas...
Salam!

salam sobat
semoga dalam keadaan sehat walafiat juga disini.
saya jadi tahu keajaiban catur murti.
artikel ini menambah pengetahuan saya.

salam sahabat
mustika catur murti baru tahu setelah membaca di sini semoga tetap baik yach,maaf telat

Banyak diantaranya yang suka terlena dengan sesuatu yang berbau sakti, padahal kesaktian itu ada dalam diri sendiri, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya :D

Baru tahu nih istilah catur murti

ajaran yang berguna bagi manusia
catur murti dapat diamalkan oleh kita semua
semoga ini bisa mendekatkan kepada Tuhan
salam sukses..

sedj

penyakit hati itu yg sulit dibasmi :)

kalau baca disini harus pelan2...
makasih sharingnya.

saya malah baru mengerti tentang istilah catur murti itu darisini, Thanks udah di share ke kita2 yach.

hmm, berisi penuh makna yang baik..

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus