HAKEKAT MURSYID

http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/01/hakekat-mursyid.html
Hakekat Mursyid. - Di belahan bumi mana pun orang hidup, dia tentu mendengar kata benar dan salah. Dalam bahasa setempat yang ia mengerti. Ia mengerti apa yang disebut benar itu bila ia mengikuti apa-apa yang telah diterima oleh masyarakat atau kelompoknya. 

Ketika manusia belum bisa menimbang dengan rasio atau akal pikirannya apa yang disebut kebenaran, maka kebenaran yang berkembang adalah kebenaran mitologis. Karena itu, agama yang mula-mula muncul juga penuh mitos.

Setiap manusia menerima tiupan ruh dari Allah. Tapi ruh bukanlah sosok benda yang bisa diklasifikasikan sebagai benda tunggal atau jamak. Meski pun bahasa Arab memiliki bentuk tunggal atau jamak bagi kita “ruh”, yaitu “arwah”, tetapi bentuk jamak ini tidak pernah dipergunakan dalam Al-Qur’an.

Membicarakan eksistensi manusia tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidupnya. Tapi sulit sekali menjelaskan tujuan hidup dengan kata-kata. Hal ini dapat dimengerti sepenuhnya. Karena manusia tidak ingat lagi, mengapa dia harus hidup di bumi ini.

Meniti kedalam diri untuk mengetahui sejatinya diri kita merupakan kewajiban dari diri kita masing-masing. Mengenal sejati diri kita merupakan langkah untuk megenal Allah. 

            Bila kita sudah mengenal Allah maka kita tinggal mengambil langkah untuk menemui Allah. 

Manusia yang benar-benar menjalankan syariat dan hakikat dapat membersihkan iman tauhidnya kepada Allah, mereka dapat hidup menyatu dengan Allah, sehingga mereka itu bisa menyaksikan ruh dari Allah yang ada di dalam diri mereka masing-masing.

Bila kita sebagai manusia sudah menemukan jalan menuju Allah, surga dan neraka tidak lagi menjadi urusan kita, ketika kita memiliki tekad yang bulat untuk memenuhi Allah sebagai Tuhan kita. 

Jalan menuju pertemuan kita dengan Allah itu jauh lebih penting dari pada membuang-buang waktu untuk mengkhayalkan surga dan neraka. Pentingnya pertemuan dengan Allah itu dinyatakan dalam Al-Qur’an.

“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, sehingga ketika saat itu datang dengan tiba-tiba kepada mereka, berkatalah mereka : “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang-Nya”. Mereka berkata demikian sambil memikul dosa-dosa di atas punggu mereka. Sangatlah buruk apa yang mereka pikul itu !” (QS. Al-Fajr (89) : 27 – 30).


Menurut Imam Al-Ghazali tingkatan ruh dalam diri setiap makhluk meliputi ruh indriawi, ruh khayali, ruh aqli, ruh fikri, dan ruh kudus.

Ø  Ruh Indriawi.

Ruh ini ada pada diri setiap makhluk hidup dan merupakan cikal bakal kehidupan. Artinya, ruh indriawilah yang menyebabkan ciptaan bisa hidup. Dan ruh indriawi merupakan pembeda makhluk hidup dari benda yang selama ini disebut sebagai benda mati.

Ø  Ruh Khayali.

Ruh ini berfungsi untuk menyimpan kesan atau memori. Dengan ruh ini seorang bayi mulai mengambil apa-apa yang terserap oleh inderanya. Jika ia disuguhkan minuman manis dan pahit, mula-mula dirasakan terlebih dahulu. Selanjutnya, ia hanya senang dengan yang manis.

Ø  Ruh Aqli.

Ruh ini merupakan ruh yang mampu memahami makna-makna di luar indera dan khayal. Ruh ini bisa memahami sesuatu yang abstrak. Ruh ini merupakan esensi manusia, dan dengan demikian tidak ditiupkan ke dalam binatang. Dengan ruh ini manusia dapat memahami perihal ketuhanan. Pengetahuan-pengetahuan yang eksiomatis dan yang universal dapat dijangkau oleh ruh aqli. Dengan ruh aqli itu manusia dapat diajarkan sesuatu untuk memahami sesuatu yang masih berupa tamsil, ibarat, perumpamaan, dan berbagai jenis metafora. Agama merupakan santapan bagi ruh ini.

Ø  Ruh Fikri.
          
Ruh ini mampu mengakomodasi pengetahuan rasional murni, kemudian menggabung-gabungkan pengetahuan tersebut menjadi satu. Dan, dari penggabungan pengetahuan ini diperoleh kesimpulan, sehingga dihasilkan pengetahuan baru yang berharga bagi manusia. Dalam istilah sekarang disebut metode ilmiah. Pengetahuan rasional murni itu dilakukan analisis dan sintesis sehingga pengetahuan baru terus menerus berkembang.

Ø  Ruh Kudus.

Ruh ini merupakan ruh yang ditiupkan pada nabi, rasul, wali dan orang-orag suci. Dengan ruh ini seseorang dapat menyaksikan hal-hal yang gaib dan hukum-hukum di alam gaib atau alam akhirat. Rahasia langit dan bumi hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang memiliki ruh kudus. Ruh ini merupakan ruh tambahan agar manusia dapat memperoleh petunjuk dalam hidupnya.


Setiap tubuh manusia memiliki beberapa instrument atau lapisan yang meliputi instrument jasmani atau jasad, instrument nafsani atau jiwa, dan instrument rohani atau sukma. Yang mana instrument tersebut memiliki fungsi untuk dapat menangkap kebenaran pada dimensinya.

Instrumen jasmani pada tubuh manusia berfungsi untuk menerima semua kesan indriawi. Tubuh jasmani ini hanya bisa menangkap fenomena tapi tidak bisa digunakan untuk memahami yang ada di balik itu semua, dan sangat terbatas. Instrumen ini hanya dapat difungsikan dengan tepat hingga umur tertentu. Kepekaan alat ini menurun seiring dengan bertambahnya umur. Fungsi alat ini berhenti ketika manusia menemui ajalnya. Dan instrument ini tidak bisa dijadikan pedoan hidup. Indera hanya penghantar kesan dari dunia eksternal manusia.


Kegiatan Belajar Membaca Qur'an Untuk Anak-Anak Semiggu 2 X
Lokasi : 
Sekretariatan Ejawantah's Blog
Cibubur - Ciracas. Jakarta Timur. Indonesia. 

Instrumen nafsani pada tubuh manusia memang merupakan pembeda antara manusia dan dunia hewan. Dengan instrument ini manusia dapat memiliki kesadaran sebagai manusia, mampu berangan-angan dan berpikir. Dengan berpikir manusia dapat memilih, menimbang yang baik dan yang buruk, mengetahui apa yang salah dan apa yang benar, dan dapat membedakan antara fakta dan realita serta ekspresi lainnya. Namun, instrument nafsani dalam tubuh manusia yang namanya akal, budi pekerti, dan pikiran dapat mengembara ke dunia imajener.

Kebanyakan manusia menempuh kehidupan di dunia ini didasarkan pada opini atau pendapat orang lain. Pada kenyataannya sebagian besar manusia hidup pada pendapat dan bukan pada kebenaran yang diketahuinya.

Manusia yang sudah mengenal ruh dari Allah, yang ada di dalam dirinya akan diperkuat dengan ruh yang menjadi cahaya yang menunjukan ke jalan yang lurus dan benar. Ruh inilah yang disebut sebagai mursyid

Sedangkan orang yang sudah mendapatkan mursyid disebut guru yang bisa menunjukkan orang lain ke jalan yang lurus. Dengan demikian semua guru berjasad, sedangkan mursyid tidak berjasad, lantaran mursyid  berupa ruh yang diutus oleh Allah.


Dalam konsep Jawa guru terdiri 4 macam :

1.      Guru Ujud.
Seseorang yang pekerjaannya sebagai guru. Ia bisa berupa guru formal seperti guru sekolah. Atau guru nonformal, seperti guru silat, guru ngaji, guru agama di sekitar rumah kita. Guru ujud mengajarkan pendapat dan ketrampilan yang sudah berlaku umum.


2.      Guru Pituduh.
Disebut juga sebagai guru petunjuk. Fungsi guru petunju adalah member petunjuk kepada muridnya bagaimana ia harus menempuh hidup ini. Ia harus mengenal bakat dan potensi anak didiknya.


 3.      Guru Sejati.

Guru yang memahami hakikat hidup. Guru ini mampu mengajari murid-muridnya untuk merasakan dan mempraktikkan sendiri dalam menempuh jalan hidup. Guru ini mengetahui dan dapat mengajarkan cara menempuh kematian yang sempurna, kalepasan. Sebuah kematian berdasarkan iradatnya sendiri.


4.      Guru Purwa.

Guru purwa adalah guru tertinggi. Ia merupakan manifestasi Tuhan. Dia mengetahui kodrat dan iradatnya sendiri. Seperi yang dikabarkan oleh sebuah hadist Rasulullah saw (riwayat Bukhari), bila Tuhan telah mencintai hamba-Nya maka Dia sebagai penglihatan, pendengaran, tangan dan kaki hamba-Nya. Jika dia meminta sesuatu pasti Dia kabulkan. Jika dia mohon perlindungan, maka dia di lindungi-Nya.

Seorang guru hanya menghantarkan kejalan yang lurus dan benar, jalan menuju makrifatullah agar orang (murid) tersebut dapat keluar dari sifat-sifat yang dalam hati manusia (syak wasangka). Oleh karena itu, siapa yang tidak memiliki hubungan silsilah (nasab) keilmuannya dengan Nabi Muhammad saw, dianggap terputus kelimpahan cahaya dan tidak menjadi pewaris dari ilmu Rasulullah saw, orang yang demikian itu amalnya terputus.

 Makrifatullah atau jalan menuju Allah itu dzahir dan bathin. Dzahirnya adalah syariat dan bathinnya adalah hakikat.

Hidup kita bisa dikatakan manusia mulia apabila prilaku kita merupakan wujud dari hati kita yang bersih, yang bebas dari segala hal yang tercela. 

Pemberian Santunan Anak-Anak Yatim Yang Dilakukan 
Oleh  : 
Keluarga Besar Pembina Ejawantah's Blog Management

Bila hati bersih tiada cacat, maka hidup kita bisa bahagia dan orang lain pun merasakan kebahagiaan. Kita baru bisa hidup terpuji mulia bila lahir dan batin sama. Dengan kata lain tiada dusta pribadi terhadap hati bahkan sebaliknya.

Hati merupakan sentral untuk memahami sesuatu. Akal budi pekerti yang bekerja di dalam otak sebenarnya atau sebagai alat untuk menganalisis. 

 Dalam hidup ini, hati merupakan pusat pemahaman. Dan kita akhirnya menyadari bahwa “ilham” pun dimasukkan kedalam hati yang bersih dan jernih, maka, suara hatilah yang harus dipatuhi. Peneguhan hati sama halnya dengan pengendalian diri.

Seseorang yang mengaku beriman dan bersih hatinya tidak akan dianggap benar-benar beriman dan memiliki hati yang bersih sebelum diuji oleh Allah.

           
Jalan yang harus dilalui itu adalah jalan hati. Hati yang bisa mencapai kebenaran. Hati yang demikian ini harus bebas dari berbagai penyakit atau kotoran. Tanpa pamrih dalam bertindak. Tidak dengki dan mendengki. Hati pemaaf. Sombong…, sudah jauh-jauh hari ditinggalkan. Tidak mentang-mentang berkuasa atau punya lalu berbuat semaunya. 

Tentunya jika hati sudah lurus, itu tercermin dalam prilakunya. Tercermin dalam tutur katanya. Terlefleksi dalam cahaya wajahnya. Terpantul dalam suaranya ketika berbicara. Dalam kondisi hati yang jernih seseorang akan dapat melihat jalan hidup yang harus dilaluinya.

Hati yang menuju kepada Allah akan berbicara bahwa pada dasarnya manusia memiliki sisi baik. Manusia bisa mengubah dirinya menuju kebaikan jika manusia tersebut menghidupkan sisi baik dan mematikan sisi buruknya.

Harus ada persepsi bahwa kita bisa menjadi manusia yang lebih baik, kita bisa menjadi sukses, dan Allah senantiasa akan menolong hamba-Nya yang tulus bermunajat kepada–Nya. Persepsi inilah yang akan senantiasa menghidupkan motivasi dan keinginan kita menjadi manusia berprestasi dan kembali kepada fitrahnya.

Siahturahmi Dengan Para Penerima Santunan
Lokasi :
Sekretariatan Ejawantah's Blog Managemen


Dimana pun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Kelembutan tutur katanya, senyuman tulus dibibirnya, dan sapaan-sapaan hangatnya yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang mulia.

Semua itu merupakan sifat seorang mursyid yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.

Di antara manusia terdapat orang-orang mursyid yang membuat banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tidak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanannya, kejujurannya, serta keramatamahannya dan sopan santunnya dalam bergaul.

Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa yang tidak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. 

Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari pelbagai keriasauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk merih kemenangan dan kebahagian hakiki.

Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.

Begitulah mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menenteramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mengingatkan orang lain. 

Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak pernah merah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tidak akan pernah kembali.

Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, orang-orang yang berada disekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tenteram.

 Foto Bersama Acara Pesantren Kilat Ejawantah's Blog

Agama adalah jalan. Din adalah kepatuhan. Percuma hidup memeluk agama bila tidak dapat berjalan dengan benar di atas jalan yang dipilihnya. Seseorang  belum berada di atas jalan yang benar bila tetangganya masih kelaparan.

Jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. 
Dan jangan pernah menerawang ke alam imajinasi.
Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa kita untuk dapat menerima dan menikmatinya !
Jika kita tidak bisa menikmati kebahagiaan dengan waktu yang ada;
Maka, jangan pernah menunggu kebahagiaan yang akan menghampiri diri kita dan turun dari langit.
Dengan mengatasi permasalahan yang kecil; maka, kita dapat mengatasi permasalahan yang besar.



Dengan mengatasi permasalahan yang kecil; maka
kita dapat mengatasi permasalahan yang besar


Salam,


Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

5 komentar

Semoga kita bersama bisa menjalankan tuntunan ajaran agama dengan baik dan benar.
Salam...

salam sahabat
maaf telat
hakekat mursyid?wah terdapat banyak jenih RUH jadi saya mengetahuinya maklum nich masih asing membacanya,terima kasih

Bekunjung :)

maaf baru sempat mampir

SEMAKIN HATI MENDEKAT KEPADANYA SEMAKIN SULIT MENULISKAN DENGAN KATA2

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus