TAPA LAKU KAUM SUFI

Ketika ruh belum di tiupkan ke dalam diri manusia, maka manusia tidak berbeda dengan hewan. Malaikat pun tidak di perintahkan untuk menghormati manusia.
Manusia baru di sujudi oleh malaikat setelah Tuhan meniupkan ruh. Sebagaimana Firman Allah SWT, "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah Aku tiupkan ruh dari Ku ke dalamnya, maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud". (QS : Al Hijr (15) : 29 ). Dengan mendapatkan tiupan ruh dari Allah SWT, manusia menjadi makhluk sempurna dan mulia dibandingkan ciptaan Allah SWT yang lainnya.

Tata Krama Puasa

Dalam tradisi kaum sufi, ritual ibadah puasa merupakan salah satu cara memenuhi kebutuhan rohani yang berkaitan dengan ruh ini. Ritual puasa yang dijalankan oleh para sufi bukanlah sekedar menahan diri dari lapar dan dahaga, sejak terbiat fajar hingga matahari terbenam, baik itu puasa sunnah maupun puasa wajib di bulan suci Ramadhan.

Puasa yang sejati merupakan puasa yang dapat memotivasi pelakunya untuk meraih tujuan puasa, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah, ayat 183-187 yaitu hidup bertaqwa, menjadi manusia beriman, menjadi hamba yang bersyukur dan menjadi hamba yang senantiasa berada di jalan yang benar.

Wujud puasa yang tidak palsu harus memiliki dan menjalankan tata krama dari puasa itu sendiri. Tata krama dari puasa yaitu, mencegah makan, minum dan berhubungan seksual, dari mulai terbit fajar hingga masuk waktu magrib atau matahari terbenam. Karena hal ini merupakan tata krama dari ritual ibadah puasa, tentu tidak perlu tergesa-gesa mengambil makan atau minum pada saat tanda buka puasa tiba.

Kebanyakan diri kita mengetahui puasa hanya pada tingkatan syariat. Sedangkan ritual puasa memiliki tujuan agar manusia mencapai akhlak yang mulia. Orang yang hanya berhenti pada syariat, tidak akan pernah sampai pada akhlak yang mulia.

Syariat hanyalah koridor atau jalan. Artinya ; syariat tidak cukup hanya dilalui, apalagi beerhenti di tengah jalan. Manusia yang  melewati syari'at itulah yang diharapkan bisa berlaku tertib, tidak bertikai ditengah jalan dan bisa menunjukkan tata krama kehidupan yang baik.

Syari'at itu terikat dengan haqiqat dan haqiqat itu terikat dengan syari'at. Tiap-tiap syari'at yang tidak dikuatkan dengan haqiqat tidak diterima dan tiap-tiap haqiqat yang tidak dibuktikan dengan syariat pun tidak diterima pula. Syari'at itu mempersembahkan ibadat kepada Allah SWT dan haqiqat itu memperoleh musyahadah daripada Allah SWT.


TAPA

Berkaitan dengan puasa pada umumnya ritual ibadah puasa yang selam ini kita ketahui itu harus dilanjutkan dengan laku atau menjalankan tarekat yang disebut tapa atau ritual ibadah puasa laku. Tapa atau ritual ibadah puasa laku atau pun lakon ini selalu dijalankan oleh para Sufi. Ada pun tapa atau ritual ibadah puasa lakon sebagai perwujudan syari'at terdiri dari :
  1. Tapa atau puasa "Ngeli". Kata "ngeli" artinya menghannyutkan diri. Yang dimaksud dalam laku atau lakon tarekat tapa ini adalah berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Dengan ritual ibadah puasa, kita diharapkan dapat hidup mengikuti kehendak Allah SWT, dan kita disebut "darma nglakoni" tidak berkonotasi pasif yaitu tinggal hanya menjalani. makanya, kita hanya wajib menjalani segala yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT.
  2. Tapa atau puasa "Geniara", artinya orang yang menjalankan ritual ibadah puasa harus tidak boleh merasakan sakit hati bila dibicarakan oleh orang lain dan emosinya tidak mudah terpancing untuk marah. Maksud tujuannya agar orang yang menjalankan ritual ibadah puasa itu harus dapat menerima suatu kritikan sepahit apapun kritik itu. Kita justru harus dapat menanggapi kritik itu. Kita harus pula dapat menanggapi dengan langkah hidup yang lemah lembut, teguh dari rahayu.
  3. Tapa atau puasa "Banyuara", yaitu orang yang berpuasa harus mampu mengendalikan ucapan dan menyaring pembicaraan serta tutur kata dari teman, saudara, ataupun orang lain yang mengingatkan kita bila perilaku kita ada yang kurang baik. Dalam kehidupoan sehari-hari. Orang yang terlatih puasa harus pandai mendengarkan orang lain. Jadi bukan hanya pandai bicara, tetapi juga pandai mendengarkan dan perhatian.
  4. Tapa atau puasa "Ngluwat", secara literal makna tapa atau puasa ngluwat adalah memendam diri di dalam tanah. Dan makna tapa atau ritual ibadah puasa ngluwat yang sebenarnya adlah tidak membanggakan kebaikan diri, tidak memamerkan amal kebajikan dan mebanggakan jasa yang pernah dilakukannya. dalam kehidupan sehari-hari, dia tetap menjaga diri dan rendah hati.. Dalam mewujudkan Rukun Islam ini kita harus memerangi gejolak hawa nafsu.

    Laku atau Lakon 
    Dalam menjalankan ritual ibadah puasa, kaum Sufi juga menggembleng dirinya untuk dapat mencapai kehidupan yang mulia. Di mana dalam menjalani laku atau lakon spiritualnya para kaum Sufi melakukan lakon antara lain sebagai berikut :
    1. Laku atau lakon "Jasmani". Seseorang harus berbudi pekerti yang baik, yaitu diwujudkan dengan bertindak dan bertutur kata yang baik dan berhati suci. Dengan membebaskan hati dari dari rasa degki, dendam, sakit hati dan benci. tindakan bisa dikatakan baik, bila tindakan itu dilandasi rasa sabar, rela, lemah lembut dan bertujuan untuk menciptakan manfaat bagi kehidupan. Hal ini dalam bahasa Sufi dinamakan syari'at.
    2. Laku batin atau laku tarekat, dijalankan dengan hati yang selalu berbuat baik. yang diutamakan adalah hal-hal yang baik dan terpuji. Dengan kata lain, untuk menjalani laku tarekat pada saat menjalankan ritual ibadah puasa, seseorang harus berusaha keras untuk setia terhadap kemauan baik, seperti pandai bersyukur, pandai untuk berbuat kebajikan atau perbuatan yang mandatangkan hal-hal berguna bagi manusia, makhluk hidup di sekitarnya dan lingkungannya. Dalam bahasa Sufi laku tarekat ini disebut"tahalli" yaitu menghiasi diri dengan perilaku yang terpuji.
    3. Laku jiwa, dijalankan atau dipraktekan dengan cara mengendalikan diri di setiap waktu dan keadaan, yaitu dengan hidup sabar, tulus ikhlas serta tawakal. inilah yang disebut laku akhli hakekat. Orang yang sudah mengamalkan tapa menjalankan laku jiwa akan mewujudkan hidupnya dengan toleransi, tenggang rasa dan menghargai kepercayaan dan keyakinan orang lain. Selain itu dia juga berusaha membuat orang lain senang, termasuk dalam berhubungan dengan suami atau isterinya. Bagi mereka yang telah menjalankan laku jiwa, semua tugas akan selalu dikerjakan dengan penuh kesabaran, kecermatan, ketenangan, dan kehati-hatian. Ini mrupakan bukti dari keteguhan batin dan kekuatan iman. Orang tersebut tidak akan goyah oleh pengaruh orang lain dalam bentuknya.
    4. Laku hidup atau laku akhli marifat. Ini merupakan puncak laku atau lakon, yaitu menjalani hidup dengan semua sifat keutamaan.Pada laku atau lakon hidup, orang tersebut sudah hidup secara hening, diam tidak terusik oleh apa pun serta jernih hati dan pikirannya sehingga yang dirasakan dalam hidup ini merupakan rasa hidup sejati. Orang yang sudah mencapai laku hidup ini selalu merasakan yand ada dalam kehidupan ini sadar sepenuhnya dan menyadari hakikat hidup ini. serta waspada melihat segala hal yang bisa menimbulkan kerugian atau penderitaan dalam hidupnya.
    Ritual ibadah puasa yang dijalankan oleh kaum Sufi dengan menjalankan tarekat puasa dan laku atau lakon spiritual dapat mewujudkan menjadi manusia berakhlak mulia, memilki budi pekerti mulia yang merupakan terget utama dari tujuan hakekat ritual ibadah puasa. Tanpa disertai tarekat puasa dan laku atau lakon spiritual dalam menjalankan ibadah puasa, baik itu puasa sunah maupun puasa wajib di bulan Ramadhan, maka puasa kita hanyalah sebentuk upaya menahan diri dari yang membatalkan puasa dalam rentang waktu terbit fajar hingga terbenam matahari.


    Salam,


    Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

    Written by : Indra Kusuma - Describe about us

    Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

    Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

    Artikel Terkait:

    2 komentar

    kaum sufi benar2 islam sejati..
    memang macam sufi terkadang asing bagi saya..
    tapi saya tahu maksud dan perjuangan mereka..
    mudahh2an kita bis menjadi sufi walauopun tidak bertapa..
    http://onlinebusinessclick.blogspot.com

    salam kenal sipur

    blognya bagus, tp sayang kl blog bagus g dimanfaatkan untuk mendulang uang. ni saya ada tawaran. mau pesan akun google adsense ga? saya menyediakan service itu lho. service pembuatan google adsense sampek di approve, cuma nunggu 1 minggu dah di approve. murah kok cuma $15 via Paypal Verified atau 135 ribu transfer via mandiri. kl minat kirim form dibawah sesuai data diri anda ke unek.unek.ku@gmail.com
    Data Diri
    ************************************
    1. Nama = ..............................
    2. Alamat = ..............................
    3. Kota = ................................
    4. Kodepos = ..............................
    5. No Telepon = ...........................
    6. Provinsi = .........................
    7. Bayar Pake = ......................
    8. Atas nama siapa = .......................
    9. Status data = Mantan banned / baru

    Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

    Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

    Like us on Facebook
    Follow us on Twitter
    Recommend us on Google Plus