MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN ETNIS BUDAYA BETAWI DARI SEBUAH NAMA


Sebagai masyarakat yang bermukim di Kota Jakarta dan melihat perkembangan masyarakat asli Betawi yang merupakan masyarakat asli Ibu Kota Jakarta tentunya hal ini tidak luput dari perhatian  pemandangan kehidupan keseharian di pusat Ibu Kota Jakarta yang terkenal dengan Ibu Kota yang mempunyai mobilitas tinggi untuk semua kegiatan. Dari kepemerintahan pusat Ibu Kota Negara Indonesia dan pusat aktifitas bisnis yang bergerak cepat.


Dan tidak ada salahnya bila kita mengenal lebih dekat dengan masyarakat penduduk asli Kota Jakarta, yang dikenal dengan sebutan masyarakat Betawi dari sebuah nama. Mencoba untuk mengingat dan menggali kembali pada masa sekolah saat tinggal di daerah Kemayora Jakarta, semua segala aktifitas dan pengalaman kehidupan pertemanan penulis dengan masyarakat seputar pemukiman masyarakat penulis tinggal, hingga sekarang berada di daerah pinggir Kota Jakarta yaitu Cibubur, tidak terlepas dari kehidupan dan tradisi masyarakat Betawi asli.

Di mana daerah sekitaran penulis berada masih terdapat beberapa masyarakat Betawi asli yang bisa penulis kunjungi untuk mencari tahu kahu tentang informasi masyarakat Betawi. Hal ini bertujuan sebagai salah satu upaya untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat Betawi kepada dunia luas, dari sudut kacamata penulis secara pribadi.

Dari berbagai macam informasi yang penulis dapatkan, sejarah nama orang Betawi berasal pada zaman sistem pemerintahan Belanda. Dan kenapa disebut dengan panggilan orang Betawi ? karena orang-orang yang tinggal di daerah regentschap Batavia, regentschap Meester Cornelis, dan beberapa district dari regentschap Buitenaorg (Bogor), khususnya yang berada di district Cibinong dan district Parung.

Pada saat ini orang Betawi dikenal sebagai suatu kelompok etnik yang tinggal dan bermukim di wilayah Jadebotabek, yang merupakan singkatan dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Dari pengalaman pribadi penulis selama ini tinggal di daerah pinggiran Kota Jakarta. Melihat dan mengenal lebih dekat dengan etnis masyarakat Betawi ternyata kita dapat pemebelajaran yang sangat berharga.

Masyarakat Betawi yang juga mempunyai berbagai identitas tersendiri dalam kehidupan kesehariannya, seperti makanan, pakaian, ritual hajatan, sapaan, arsitektur, kesenian, dan bahasanya. Dari semuanya itu merupakan suatu identitas Geo budaya sebagai ciri khas masyarakat Betawi. Walau secara logat bila kita perhatikan dengan teliti terdapat perbedaan varian logat antara masyarakat Betawi Pinggiran dengan masyarakat Betawi Tengahan yang berada di pusat Ibu Kota Jakarta.

Dari hasil pembicaraan santai dengan beberapa tokoh masyarakat Betawi, penulis menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan identitas masyarakat Batawi pinggiran dan Betawi tengah. hal ini dapat dilihat dari sebutan panggilan nama-nama mereka.

Bila masyarakat Betawi tengah lebih identik dengan nama yang menggunakan ciri khas yang dipengaruhi oleh pengaruh ke Islamannya, baik untuk nama anak lelaki atau pun nama perempuannya. Sedangkan untuk Betawi pinggiran atau pun perbatasan ditandai dengan ciri khas perpaduan nama Sunda dan Jawa. namun, nama-nama terseut bukan merupakan nama Sunda dan Jawa. Seperti Mian, Miun, Nimun, Namin, Saodah, Norih dan masih banyak lagi.

Mungkin hal pandangan dan penilaian penulis bisa saja salah dan hanya sebuah alasan yang tidak berlogika, namun bila kita mau jeli sedikit untuk melihat beberapa nama jalan yang terdapat di daerah Kota Jakarta di pusat Kotanya dengan yang berada di pinggiran atau pun perbatasan wilayah Jakarta, maka kita akan mengetahui jawaban ini lebih jelas.

Tentunya pemberian sebuah nama jalan dengan nama seseorang, pemerintah DKI Jakarta mempunyai suatu jawaban atau pun alasan yang kuat untuk menjadi pertimbangannya bukan ? Dengan jawaban satu pertanyaan ini kita akan memiliki suatu pandangan pendapat yang sama.

Semoga ulasan artikel ringan dari sudut pandang pengetahuan dan pengalaman penulis dapat menambah wawasan cakrawala pengetahuan kita bersama. Walaupun kita mengetahui bersama apalah arti dari sebuah nama, bila kita tidak pernah mau menjadi yang berarti dalam kehidupan pribadi yang lebih baik untuk kepentingan bersama. Namun, hal ini akan menjadi lebih penting dan berguna bila sebuah nama merupakan pengejwantahan dari sebuah doa yang terucap berulang kali dari orang lain untuk diri kita.






Salam,

Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

15 komentar

Wah, menarik juga posting tentang betawi ini. Jadi inget sinetron Si Dul anak Betawi nih...
Salam,

Wah, menarik juga postingan tentang Betawi ini. Saya masih bergaul dg orang betawi asli, karena ada beberapa rekan kerja saya di pabrik yang asli orang Betawi. Pabrik saya di Bantar Gebang, jadi kebanyakan orang betawi itu yang tinggal di daerah Bojong Kulur. Mereka masih berbahasa sunda dlm kesehariannya. Bahasa sunda yg sedikit kasar dibanding bhs sunda Sukabumi, tempat saya lahir, misalnya.

Salam blogger,

semoga dibawah pemerintahan Pak Jokowi kebudayaan Betawi kembali berkibar dan membawa manfaat positif bagi pemeluk budayanya ya Pak Indra

daerah condet juga dikenal banyak orang betawinya ya pak kalau tidak salah

@ Titik Asa >>> Benar kang, semakin asyik blia kita mengenal lebih dekat etnis tradisi kehidupan masayarakatnaya dengan ciri khas tradisi mereka. Sukses selalu.





@ Evi Saja >>>> Amiiiin......, dan semoga para pemimpin daerah dan negeri ini dapat mengengkat tradisi budaya masyarakat setempat juga ya Mba. Dengan begitu akan terrangkat tradisi budaya Indonesia yaang penuh warna. Sukses selalu




@ Lidya - Mama Cal-Vin >>> Benar Mba, tapi sekarang sudah pudar ciri khasnya, karena sudah tergeser dengan banyaknya pendatang. Dan malah masyarkat Betawi yang asli sudah minggir lagi. Sukses selalu.

nama tempat dan nama orang memang merupakan salah satu identitas kesukuan yang ada di indonesia, namun sayang sekali, karena sekarang lebih banyak orang tua senang kalau anaknya menggunakan nama yang kebarat-baratan daripada memperlihatkan ciri khas nama indonesia, atau nama betawi itu sendiri :)

asalamualaikum
baru tahu Geo Budaya,cirikhas masyarakat Betawi
dulu tahunya makanan khasnya saja

salam kenal mas, kbetuln saya orang Betawi asli nih. Org Depok asli, tinggalnya pun di daerah yg namanya sangat bercirikan Betawi, yaitu Kukusan.
Klo org Kukusan disini, bahasa sehari2nya pun bahasa yg sering di gunakan oleh Mandra dkk. Bukan kata2 yang berakhirnya 'e', misalnya siape, kemane...hehe

saya sangat suka dengan logat bicara khas betawi

hehehe mantab sayang saya ga bisa :)

hidup betawi....saya juga orang betawi nih hehee

Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Indra Kesuma...

Menulis dan mengkaji sesuatu masyarakat yang mempunyai sejarah tersendiri bukan suatu yang mudah.

Salut atas usaha mas Indra untuk membantu menaikkan kembali perhatian pihak tertentu kepada kelompok kaum yang mungkin disebabkan kemajuan pembangunan dan kebanjiran orang luar mengakibatkan penduduk aslinya kian "tenggelam" dari perhatian.

Semoga ada usaha membangunkan masyarakat melalui budaya setempat sebagai daya tarikan.

Salam hormat dan sukses dari Sarikei, Sarawak.

SITI FATIMAH AHMAD

Beer juga si Om, disini juga masih mbanyak yg keren namanya, tinggal, Bodin, Riih. Jiih. Naih, Lenang, dsb juga tuh..iy namanya unik

terimakasih ats ilmu pengetahuannya

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus