KEARIFAN TRADISI BUDAYA JAWA DAN NARKOBA

http://ejawantahnews.blogspot.com/2014/04/kearifan-tradisi-budaya-jawa-dan-narkoba.html
Kearifan Tradisi Budaya Jawa Dan Narkoba. - Sikap hidup orang Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan dalam berinteraksi antarpersonal di masyarakat. Kearifan tradisi dan budaya Jawa sebagaimana tergambar di dalam dunia wayang yang merupakan dasar moral bagi masyarakat orang Jawa yang menjadi sebuah pedoman bagi prilaku atau sebagai pola tindakan.

Salah satu kearifan dan tradisi budaya Jawa yang sederhana namun hampir terlupakan oleh masyarakat Indonesia ini adalah "ngajeni". Pembelajran dari sebuah nilai tradisi luhur asli bangsa Indonesia ini memberikan pembelajaran untuk kita untuk dapat melakukan pencegahan dari penyalahgunaan narkoba bila kita terapkan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.

Sikap "ngajeni" ini merupakan suatu prilaku yang sangat menghargai persahabatan sehingga eksistensi orang lain sangat dijunjung sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka tidak ingin orang lain atau diri mereka mengalami sakit hati atau tersinggung oleh perkataan ataupun perbuatan yang dilakukan.

Menelisik lebih dalam makna yang tersirat dari kearifan tradisi dan budaya ngajeni Jawa yang memiliki prinsip "ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono". kalimat tersebut memiliki arti "harga diri seseorang dari lidahnya atau bicaranya, dan harga badan dari pakaiannya. Itulah beberapa ciri khas, karakter, sifat, dan watak dari orang Jawa.

 Lanjut........
Kearifan tradisi dan budaya Jawa yang mengajarkan kepada kita "narimo ing pandum" adalah konsep hidup yang  menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan Tuhan.

Bukan hanya orang Jawa saja, namun kita pun sebagai manusia memiliki suatu keyakinan yang sama bahwa kehiduapan ini sudah ada yang mengatur dan tidak dapat ditentang begitu saja. Setiap hari yang terjadi dalam kehidupan adalah sesuai dengan kehendak Sang Pengatur hidup yaitu Tuhan.

Kita tidak bisa dapat mengelak, apalagi melawan semua itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib kehiduapn secara realita yang harus kita hadapi. Dan nasib kehidupan merupakan rahasia Tuhan. Kita sebagai makhluk hidup tidak dapat mengelaknya. Dan kita pasti memahami benar tentang kondisi seperti ini.

Konsep hidup kearifan tradisi dan budaya Jawa yang memberikan pembelajaran kepada kita dengan "nerima ing pandu (ora ngoyo) mengisyaratkan bahwa orang Jawa hidup tidak terlalu berambisi. Jalani saja segala yang harus dijalani.

Sebuah pembelajaran yang memberitahukan kepada kita bahwa tidak perlu terlalu berambisi untuk melakukan sesuatu yang nyata-nyata tidak dapat dilakuan. Hidup mengalir sesuai dengan koridor yang berlaku. Boleh saja kita mempercepat laju aliran tersebut, namun laju tersebut jangan sampai terlalu drastis.

Dimana sebuah perubahan hanyalah improvisasi kita atas sebuah prilaku kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan banyak mengetahuai sebuah trasisi dan budaya Jawa Lokal yang tersirat dalam "narimo ing pandum" kita akan mendapatkan sebuah pelajaran bahwa hidup itu janganlah ngoyo. Biarkan hidup membawa kita sesuai dengan alirannya. Dan jangan kita membawa hidup itu dengan nafsu ego kita.

Bila kita membawa hidup itu dengan nafsu dan ego kita yang kita paksakan akan membawa diri kita dalam keadaan stress yang akan mengkibatkan kondisi depresi, dan bila hal ini tidak dapat terkontrol dengan baik maka sebuah peluang mencari jalan pintas mengatasi permasalahan yang ada dengan mengunakan narkoba, dan akan menjerat kehidupan kita kepada jurang kehidupan kenistaan yang lebih buruk.

Bagi orang Jawa tradisi konsep kehidupan narimo ing pendum ini sama dengan kendaraan yang akan membawa diri kita pada tujuan yang pasti. Di mana kita memposisikan sebagai penumpang, sedangkan kendaraan atau hiduplah yang akan membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak membawa kendaraan tersebut, melainkan dibawa oleh kendaraan.

Keadaan tersebut mengambarkan seperti kondisi air di dalam saluran sungai, jika mereka mengalir biasa, maka kondisinya aman dan nyaman. Tetapi, ketika alirannya dipaksa untuk besar, maka aliran sungai tersebut tidak aman lagi bagi kehidupan.

Bila prinsip prilaku ini merupakan sebuah pelajaran budiperkerti yang luhur bangsa Indonesia, maka perilaku ini dapat menjadikan anak bangsa atau generasi bangsa Indonesia dapat terhindar dari penyalahgunaan narkoba.

Lanjut........
Apa hubungannya kearifan tradisi dan budaya Jawa dengan pencegahan dan penyalahgunaan narkoba bagi generasi bangsa Indonesia ?.....

Tentu ada hubungannya kearifan tradisi dan budaya Jawa dengan pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi generasi bangsa Indonesia. Karena dalam sebuah tradisi dan budaya Jawa terdapat banyak sekali pembelajaran budipekerti yang baik yang akan mencegah diri kita salah penerapan kehidupan dan mencegah kita dari suatu tindakan penyelesaian permasalah pribadi atau mengatasi diri dengan menggunakan narkoba. Mari kita lihat bersama.

Seperti halnya kisah dari tradisi dan budaya dari cerita Pandawa-Kurawa, dimana dalam kisah ini di lukiskan bahwa orang manusia terbagi dalam dua golongan, yaitu baik yang di perankan sebagai tokoh Pandawa dan bagi tokoh yang jahat di perankan dengan Kurawa.

Dengan demikian, sifat-siafat Pandawa Lima (sopan, baik, jujur, berani dan ksatria) yang memberikan dampak signifikan bagi orang Jawa atau setiap orang. Setidaknya dengan memiliki sifat Pandawa Lima itu sebagai individu kita diharapkan selalu mampu menundukan kompleksitas kondisi-kondisi lahir yang bersifat nafsu dangairah, badan dan keinginan yang dapat dikendalikan.

Sebagaimana tergambar di dalam dunia wayang bai pandangan hidup moral bagi masayrakat Jawa yang menjadi pedoman prilaku atau sebuah pola bagi tindakan, di sana digambarkan bahwa dengan karakter yang berdasarakn pluralisme moral kehidupan.

Meskipun gambaran karakter-karakter Pandawa Lima itu hanya tampaknya menjadi sebuah gambaran untuk melihat karakter dan orang Jawa, namuan secara keseluruhan sikap dan tutur kata orang Jawa sangat lembut, akomodatif, dan mudah bersahabat dengan siapapun.

Oleh karena itu, ciri sifat tadisi dan budaya orang Jawa yang diterapkan dalam kehidupan keseharian, selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan batin, menunjukkan diri selalu tenang, halus, dan terkontrol. Berdasarkan ciri sifat yang menonjol ini pun, tampak bahwa dimensinya bersifat feminin dalam prilaku kehidupannya sehari-hari.

Kekuatan dimensi feminin sendiri memiliki arti kesediaan diri kita yang hidup dengan pola sederhana dan tidak memaksakan diri. Hal ini pun tampak dalam kecendrungan asketisime yang merupakan suatu pola kegiatan yang diletakkan atas dasar-dasar etis keagamaan yang menganjurkan pengendalian diri dan kegiatan ekonomi yang rajin dan teliti.

Dalam penerapan hidup dengan konsep asketisime ini di mana kita akan mendapatkan pembelajaran bahwa setiap individu dapat membebasakn diri dari dari egoisme (pamrih). Karena pamrih hanya mengusahakan kepentingan individual saja dengan tidak menghiraukan kepentingan-kepentingan masyarakat.

Secara sosial, pamrih itu selalu mengacaukan karena merupakan tindakan tanpa perhatian terhadap keselarasan sosial. Sikap dasar yang menandai watak luhur paham Jawa ini adalah kebebasan dari pamrih, sepi ing pamrih. Pada umunya sifat kekuatan feminin seperti ini bisa kita lihat dalam kehidupan masyarakat Jawa yang masih menjalankan dan memegang tradisi seperti ini di daerah Jawa.

Lanjut........
Kearifan dan budaya Jawa yang mengajarkan gotong royong atau saling membantu yang selalu terlihat di dalam setiap sendi kehidupan masyarakat tradisi dan budaya Jawa, baik suasana suka dan duka. Dan hal ini bukan hanya karifan tradisi dan budaya Jawa sendiri, bahkan sudah mengakar di setiap daerah Indonesia yang memiliki karakter dan khas masing-masing setiap daerah.

Pola kehidupan masyarkat Jawa yang memang sudah tertata rapih sejak nenek moyang. Berbagai nilai luhur kehidupan yang merupakan warisan nenek moyang yang adiluhung. Dan semua itu dapat kita ketahui wujud nyatanya. Eksistensi masyarakat Jawa yang seperti ini sangat kuat. Sehingga sampai detik ini, pola-pola tersebut masih tetap diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pola hidup kerja sama ini dapat kita temukan pada kerja gotong royong yang banyak diterpakan dalam masyarakat Jawa. Dan orang Jawa sangat memegang teguh pepatah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Ini merupakan konsep dasar hidup bersama yang penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Kita harus mengakui bahwa kehidupan orang Jawa memang sanagat spesifik. Dari sekian banyak suku bangsa indonesia, bahkan yang ada di dunia, orang Jawa mempunyai pola hidup yang berbeda. Kebiasaan hidup secara berkelompok menyebabkan rasa diri mereka sangat dekat satu dengan yang lainnya, sehingga saling menolong merupakan sebuah kebutuhan.

Mereka selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Bahkan, dengan segala cara mereka ikut membantu seseorang keluar dari permasalahan, apabila jika masih tergolong suadara atau teman.

Dari ketiga kearifan dan budaya Jawa tersebut diatas yaitu, ngajeni, narimo in pandum dan gotong royong merupakan karakteristik masyarakat Jawa yang memiliki sebuah pembelajajaran hidup suatu pola kegiatan norma sosial kehidupan berbangsa dan bernegara yang diletakkan atas dasar-dasar etis keagamaan yang di anut oleh masayrakat Indonesia.

Bila saja sebuah tradisi dan budaya msyarakat Indonesia bukan hanya dijadikan sebuah selogan euforia, dan ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara tanpa harus mengenyampingkan atau pun mengucilkan sebuah tradisi dan budaya bangsa Indonesia sendiri maka, hal ini dapat membantu dalam hal pencegahan penyalahgunaan narkoba di dalam kehidupan pribadi kita. Dan minimal dalam kehidupan di setiap keluarga, sekolah dan masyarakat sosial di lingkungan hal ini bisa di terpakan dan terpelihara oelh para tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat, maka akan meuat suansa harmoni kehidupan yang indah.

Kearifan tradisi dan budaya Jawa yang di dalamnya menekankan akan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara, sebisa mungkin menghindari konflik yang tidak diperlukan dan tidak berguna bagi kita untuk saling menyalahkan dan menghandalkan dalam mengatasi permasalahan narkoba di Indonesia. Konsep kearifan tradisi dan budaya Indonesia ini pun yang memiliki ulas asih dapat dijadikan solusi penerapan penangan permasalah narkoba melalui metide sederhana yang akan berdampak besar dalam kehidupan bangsa Indonesia untuk bebas dari narkoba.



Salam,





Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

1 komentar:

Ngajeni tuh apa ya mas artinya ?
Oh ya kalau peribahasa di atas itu ada yang kurang lengkap. Yang benarnya gini :
"Aji ning diri gumantung ono ing lathi; Aji ning rogo gumantung ono ig busono"
:D
*peace ..... :D

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus