BAHAYA ZAT ADIKSI NARKOBA BAGI KEHIDUPAN

http://ejawantahnews.blogspot.com/2014/04/bahaya-zat-adiksi-narkoba-bagi-kehidupan.html
Bahaya Zat Adiksi Narkoba bagi Kehidupan. - Zat adiksi atau ketergantungan merupakan prilaku kronis, dan salah satu zat yang menjadi momok dalam hal penyalahgunaan narkoba adalah zat adiktif ini. Dimana para penguna narkoba akan terkena dampak prilaku yang terus-menerus ditampilkan dan dirasakan oleh dirinya. Perilaku ini sulit untuk disembuhkan dalam waktu singkat dengan kata lain hanya bisa dihentikan bila para pecandu menyadari akibat negatif dari zat adiktif ini. Berbagai model teoretis yang bisa di dapat dan kita terima untuk mencoba menjelaskan latar belakang perilaku adiksi yang sangat kompleks ini untuk menangani adiksi narkoba.

Bahaya zat adiksi narkoba bagi kehidupan bila disalahgunakan dari aturan bisa dapat membahayakan kesehatan diri kita, dari kesehatan jaringan otak hingga kepada kematian bagi para pelaku yang melakukan penyimpangan terhadap penyalahgunaan zat adiktis yang sering di lakukan oleh para pengguna narkoba.

Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika serta kebijakan pemerintah yang mengharuskan para pecandu narkoba untuk melapor diri dan menjalani perawatan dalam mengatasi adiksinya, menunjukkan bahwa kebijakan tersebut menerapkan pedekatan moral positif. (Baca : Trend Pencegahan narkoba Era Baru ).

Bagi penyalahguna narkoba adiksi dapat meredakan perasaan tidak nyaman dan ini ada hubungannya dengan jenis narkoba yang dipilih. Prnyalahgunaan jenis narkotika dan obat penenang berkorelasi dengan kecemasan akibat perasaan marah, malu, dan cemburu. Sedangkan jenis stimulan berorentasi dengan upaya mengatasi perasaan ketidkberdayaan dan depresi; obat-obatan psikoaktif berkorelasi dengan kebosanan dan kekecewaan; dan alkohol untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan oleh perasan bersalah dan kesepian.

Penyalahgunaan narkoba memiliki latar belakang konflik internal, gangguan perkembangan, dan patologi keluarga. Jneis narkoba yang dipilih pecandu narkoba merupakan salah satu cermin  kecemasan akan sebuah prilaku stress yang mereka hadapi secara indovidunya yang dapat membawa mereka kembali ke ego state tertentu, karena sifat efek adiktif tersebut sebagai hambatan dalam perkembangan kepribadian dalam diri para pelakunya..

Dari tahun ketahun kita selalu di pertanyaan kepada realita yang ada, kenapa stiap orang yang kencanduan narkoba setelah mengalami rehabilitasi di salah satu panti atau pun rumah sakit masih saja tetap kumat atau kembali menggunakan narkoba ?

Berbagai perbedaan pendapat dalam memahami prilaku adiksi membawa konsekuensi pada perbedaan pendeatan dalam terapi dan rehabilitasi penanggulangan masalah adiksi narkoba ini. Sejalan dengan pandangan yang menyatakan bahwa adiksi dievaluasi berdasrakan derajat keparahannya dalam tahapan ketergantungan dan adiksi yang dievaluasi berdasarkan derajat kepulihan tahapan kepulihan.

Bila saja kita mau melihat lebih jelas lagi, kenapa ada rehabilitasi dari pengguna narkoba yang bisa kembali kumat ? maka di bawah ini kita dapat melihat apa penyebab dari kegagalannya. Pemulihan adiksi yang mengikuti pola tahapan tertentu dan pada setiap tahapan terdapat krisis yang harus dilalui oleh setiap para peserta rehabilitasi zat adiktif ini. Kegagalan dalam mengatasi kritis pada tahapan tertentu akan menyebabkan kekambuhan atau relapse pada dirinya.

Pada sebagian besar besar panti rahabilitasi ketergantungan narkoba yang mengambil langkah rawat inap jangka panjang, mengambil pendekatan melalui metode model yang paling populer digunakan sebagai falsafah yang mendasari perawatan melalui pendekatan psiskologis dan kesehatan. (Baca : Mengenal UPT& R BNN Lido Lebih Dekat )

Lanjut.........
Bahaya zat adiksi narkoba bagi kehidupan para penggunanya yang sudah kecanduan, mereka harus melalui beberapa tahapan proses rahabilitasi pemulihan penyalahgunaan narkoba dan biasanya mereka harus menjalankan fase atau pun tahapan-tahapan tertentu. Dibawah ini merupakan kajian dari beberapa sumber yang saya dapatkan dalam hal penerapan pencegahan dan penanggulangan dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba.

Tahapan pertama adalah tahanpan transisi, di mana si pemakai akan mulai merasakan adanya masalah yang berhubungan dengan penggunaan narkoba. Pada mulanya pecandu narkoba mencoba berbabgai macam strategi untuk mengendalikan penggunaan narkoba. Tapi lama kelamaan mereka sadar bahwa tidak mungkin mereka dapat mengendalikannnya.

Usaha untuk mengendalikan pemakaian narkoba pada fase ini menyebabkan konflik identitas personal. Semakin besar usaha mereka namun gagal, semakin besar perasaan gagal dalam diri mereka. Biasanya mereka berusaha meyakinkan diri sendiri maupun orang lain bahwa mereka bisa mengontrol pemakaian. Usaha yang dilakukan biasanya tidak bertahan lama dan mereka kembali menggunakan lagi atau relapse.

Usaha seperti ini akan terasa lebih berat bagi para pengguna atau pecandu narkoba yang berasal dari lingkungan kriminal atau di luar lingkungan, karena di lingkungan seperti ini penggunaan narkoba yang dianggap sebagai sesuatu yang wajar.

Penyebab kegagalan untuk berhenti menggunakan narkoba adalah karena adanya kepercayaan bahwa seseorang bisa tetap menggunakan narkoba secara terkontrol.

Lanjut.......
Tahapan ke dua adalah tahapan stabilitas melalui pendekatan medis yang menekankan treatmen detoksifikasi sering kali kurang memperhitungkan masalah ketergantungan psikologis, stres yang terjadi, dan gejala akibat disfungsi otak.

Kurangnya dukungan sosial dan sikap menganggap enteng akan membuat pengguna semakin stres. Akibatnya mereka kembali menggunakan secara sembunyi-sembunyi untuk mengatasi stres tersebut. Dengan dukungan yang tepat, tahap ini bisa dilalui dalam wkatu sekitar enam minggu sampai enam bulan. Kegagagalan tahapan ini disebabkan oleh para pecandu tidak berhasil menguasia keterampilan manajemen stabilitasi.

Lanjut.........
Tahapan ke tiga adalah tahapan penyembuhan awal yang di tandai munculnya kesadaran para pelaku kecanduan dari narkoba itu sendiri, bahwa gaya hidup mereka harus berubah. Secara sadar mereka harus mengisolasikan diri mereka dari lingkungan yang beresiko tinggi terhadap terjadinya relapse.

Mereka mulai mencari dan menyadari perlunya membina hubungan sosial yang menunjang penyembuhannya. Mereka perlu belajar banyak dalam hal pengembangan sistem nilai norma, pola berpikir, perasaan, dan perilaku baru untuk menggantikan pola yang lama.

Untuk itu perlu diberikan berbagai metode perolehan keterampilan baru. Tahapan ini bisa berlangsung antara satu sampai dua tahun. Kegagalan pada tahapan ini disebabkan oleh kegagalan menguasai keterampilan sosial efektif untuk membangun relasi yang sehat dan gaya hidup yang dapat diterima masyarakat.

Lanjut............
Tahapan ke empat adalah tahap penyembuhan menengah, di mana tahapan ini sudah mulai dirasakan bagi para pelaku, dan mulai dirasakan berkembangnya gaya hidup yang lebih stabil. Mereka lebih mulai memperbaiki kerusakan akibat gaya hidup yang salah. Dan mulai timbul keinginan untuk sekolah lagi, dan mencari pekerjaan, memperbaiki hubungan dengan keluarga, mencari pasangan hidup, dan sebagainya.

Pada tahapan ini mereka mulai belajar untuk bisa hidup dalam lingkungan masyarakat, tidak lagi megisolasi diri dari lingkungan yang beresiko tinggi. Masalah baru akan muncul, yaitu stres menghadapi berbagai masalah kehidupan yang nyata. Kegagalan pada tahapan ini adalah gagalnya mereka mengatasi stres berbagai masalah kehidupan yang nyata.

Lanjut..............
Tahapan ke lima adalah tahapan penyembuhan akhir, di mana terjadi pemantapan perkembangan kepribadian. Di mana pada masa ini para mantan pecandu narkoba akan memasuki masa mengevaluasikan sistem bilamana yang akan mereka anut dan mana yang akan mereka tinggalkan.

Perbedaan sistem nilai yang dianut oleh keluarga dan kelompok mulai terasa dan mereka sekarang sudah dapat menentukan sendiri mana yang tepat dan mana yang kurang tepat bagi diri mereka. Sistem nilai yang tepat selanjutnya akan dijadikan pedoman hidupnya di kemudian hari.

Pada perkembangan kepribadian manusia normal, hal ini terjadi sekitar pertengahan umur 20 tahunan. Seperti informasi yang saya dapatkan dari salah satu sumber pustaka. Untuk pecandu masa ini dapat berlangsung selama tiga sampai lima tahun sampai ia mantap dengan kepribadiannya.

Untuk para mantan pecandu narkoba yang memiliki latar belakang preilaku kriminal saat ini merupakan periode untuk meninggalkan kecendruangan menyalahkan diri sendiri. konflik masa kecil yang pernah terjadi harus dapat diatasi saat ini, seperti pengalaman traumatik masa kecil. hal ini sangat penting karena bila kecenderungan menyalahkan diri sendiri masih menetap maka kemungkinan besar dapat terjadi relapse.

Lanjut.......
Tahapan ke enam adalah tahap pemeliharaan yang merupakan proses melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup. Mereka para mantan pencandu narkoba biasanya diberikan tugas untuk mengatasi masa-masa transisi menjadi orang dewasa, mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan mempertahankan diri agar tidak kambuh kembali.

Kegagalan pada tahap ini disebabkan oleh tidak keberhasilan dalam mempertahankan program penyembuhan dan kegagalan dalam melewati masa transisi dalam kehidupan.

Bahaya zat adiksi narkoba bagi kehidupan dengan beberapa konsep tahapan yang sering digunakan dalam melakukan rehabilitasi para pengguna narkoba dalam mengatasi dan menghilangkan adiktif yang dapat membahayakan hidupnya ini menunjukkan bahwa tidak ada satu teratment yang dianggap paling tepat dalam menangani para adiksi narkoba.

Beberapa tratment model dari berbagai perspektif di atas yang mendasar dengan tujuan agar para pakar psiskologi menyadari betapa menjemuknya masalah adiksi narkoba sehingga diperlukannya berbagai metode atau pun jurus pendekatan dalam menghadapinya. Namu, metode yang paling tepat bagi saya pribadi adalah melalui metode jalan Tuhan yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Kerena sehebat apapun metode konsep  pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba dari segi kesehatan dan ilmu pengetahuan tanpa di perkuat dengan konsep agama, maka akan menjadikan si penyalahguna narkoba itu tetap tidak akan pernah kembali hidup normal tanpa narkoba.

Bahaya zat adiksi narkoba bagi kehidupan dapat kita kendalikan dan cegah hanya melalui metode agama dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Bukan hanya untuk di hafal dan dirapal, namun lebih menekankan kepada pengamalan dalam praktek hidup sehari-hari dalam bersikap dan bertindak melalui penerapan hukum agama tanpa melakukan suatu pelanggaran hukum Tuhan.





Salam,

Sumber :
  1. Thoms, D.L (1999) Introduction to Addictive Bahaviors, 2nd Ed, New york: the Guilford Press.
  2. Leon Wurmser (2006), Drug Use as aProtective System.
  3. Badan Narkotika Nasional
  4. UNODC
  5. Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Jawa Barat.

Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma - Describe about us

Website Blog ini berisikan artikel-artikel yang berisikan tentang ilmu pengetahuan untuk berbagi baik dari pengalaman pribadi maupun dari beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

2 komentar

artikelnya menarik, salam blog walking.. ditunggu kunjungan baliknya.. :)

Terimakasih Mas Ryan, semoga bermanfaat.

Salam,

Terimakasih Atas Kunjungannya. Sebuah Komentar Merupakan Cermin Kepribadian Diri Kita. Komentar yang berbau iklan atau dengan memasang link iklan akan dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sukses Selalu Untuk Kita Semua.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus